25 May 2015

Legacy - 05.5

(Image: wallpaperscraft.com)

---

Legacy © Fariz Azmi


Yang kutahu saat itu, kelompok kami gagal sesaat setelah aku kalah.
Tapi itu tidak penting lagi sekarang, mereka sudah berusaha dengan baik. Yang harus kulakukan sekarang hanya butuh lari dari mereka dan tidak membawa mereka ikut campur apa yang akan kulakukan setelah ini.
Rencanaku, aku akan menghilang dari mereka, ini juga bertepatan dengan giliran kami memasuki raid saat malam hari, jadi Avery memutuskan untuk kembali besok pagi. Dan aku mempunyai kesempatan untuk menghilang saat malam hari, saat mereka tertidur.

Pada malamnya, aku memastikan dulu bahwa semuanya—Avery, Foxx, Arianne, dan Cello memang sudah tertidur. Setelah kupastikan mereka tidur, aku bisa menghilang saat itu juga.
Aku mengirimkan Casey sebuah pesan, yang isinya tentang pembicaraan kami kemarin. Aku menghampiri tenda miliknya dan kembali ke guildnya; kembali ke guildku dulu.
"Apa lo yakin dengan ini semua? Lo masih bisa mundur." tanya Casey meyakinkan keputusanku dengan wajah seriusnya.
"Ayolah, kemarin 'kan lo yang ngajak buat gabung." ucapku meyakinkannya, dia sempat menimbang-nimbang keputusanku sejenak lalu mengangguk mengiyakan.
"Aku berpikir dua kali karena kondisinya menjadi lebih buruk dari yang kukira," dia berpikir sejenak sambil bersender pada pagar, "Baiklah, tapi dengan satu syarat..." ucapannya tergantung di akhir kalimatnya yang tidak ia lanjutkan, menatapku tajam dengan senyuman sinisnya.
"Apa?"
"Aku cuma butuh satu alasan dengan keputusanmu itu."
Aku terdiam sejenak, memang susah jika harus jujur dengan apa tujuanku sebenarnya tentang menyelamatkan Violet.
"Hmm?" dia masih menunggu keputusanku, aku bingung harus berkata apa.
"Look, lo kenal gue udah berapa taun?"
"Seingatku sepuluh tahunan lebih."
"Nah, berarti lo sahabat yang bisa gue percaya, 'kan?"
"Sudah pasti."
Aku ragu sejenak, namun kutepis keraguanku dengan cepat, aku tahu memang bisa mempercayainya dengan ceritaku yang pasti bisa ia percaya.
"Gue kemarin dapet berita, kalau kejadian itu nggak berlangsung di satu tempat aja."
"Maksud?" tanyanya tidak mengerti.
"Ya, temen gue bilang kalau ada delapan guild, salah satunya termasuk Seventh Heaven. Ia sudah konfirmasi satu guild lainnya, jadi hanya tersisa enam guild lagi yang perlu dikonfirmasi."
"Bercanda lo?" ucapnya tidak percaya. Memang susah mempercayai ini disituasinya.
Aku menggeleng tidak setuju "Gue harap juga bercanda. Tapi nggak. Dan tambahan informasi yang dia dapat, leader barunya itu orang yang bersamaku pada wave pertama."
"Dari mana lo tau kalo itu bener-bener dia?" ia bertanya curiga.
"Sebelum dia mengenalku, aku bersama Violet -gadis yang dulu kuceritakan padamu, Chloe! Dan setelah wave itu, Violet kukenalkan pada orang itu, nicknamenya Gabrielle kalo lo pengen tau."
"Hmm."
"Setelah itu Violet menghilang, dan gue yakin dia bersama Gabrielle." lanjutku. Dia mengangguk paham.
"Jadi lo pengen nyelametin Violet?" aku langsung mengangguk dengan pertanyaannya. "Hmm."
"Hmm gimana?"
"Oke lo boleh ikut, -tapi inget! Misi kita buat kudeta posisi ketua Seventh Heaven, kalo itu berhubungan dengan Violet dan lo bisa dapet kesempatan buat nyelametin dia, itu berarti bonus buat lo."
"Cukup adil." aku menyetujui syaratnya itu. Aku yakin hanya leader saja yang mempunyai hubungan dengan tujuh leader guild lain.

--

Cari

Labels

Article (1) Cover (1) Final Fantasy IX (5) GameStory (1) How To (2) Jimmy (3) Kita dan Dia (1) Legacy (22) Lyric (28) Movie Review (2) Music (1) Novel (25) Poetry (2) Story Fiction (30) Tips (8) Tutorial (2)