(Image: wallpaperscraft.com)
---
Legacy © Fariz Azmi
Yang
kutahu saat itu, kelompok kami gagal sesaat setelah aku kalah.
Tapi
itu tidak penting lagi sekarang, mereka sudah berusaha dengan baik. Yang harus
kulakukan sekarang hanya butuh lari dari mereka dan tidak membawa mereka ikut
campur apa yang akan kulakukan setelah ini.
Rencanaku,
aku akan menghilang dari mereka, ini juga bertepatan dengan giliran kami
memasuki raid saat malam hari, jadi
Avery memutuskan untuk kembali besok pagi. Dan aku mempunyai kesempatan untuk
menghilang saat malam hari, saat mereka tertidur.
Pada
malamnya, aku memastikan dulu bahwa semuanya—Avery, Foxx, Arianne, dan Cello
memang sudah tertidur. Setelah kupastikan mereka tidur, aku bisa menghilang
saat itu juga.
Aku
mengirimkan Casey sebuah pesan, yang isinya tentang pembicaraan kami kemarin.
Aku menghampiri tenda miliknya dan kembali ke guildnya; kembali ke guildku
dulu.
"Apa
lo yakin dengan ini semua? Lo masih bisa mundur." tanya Casey
meyakinkan keputusanku dengan wajah seriusnya.
"Ayolah,
kemarin 'kan lo yang ngajak buat gabung." ucapku
meyakinkannya, dia sempat menimbang-nimbang keputusanku sejenak lalu mengangguk
mengiyakan.
"Aku
berpikir dua kali karena kondisinya menjadi lebih buruk dari yang kukira,"
dia berpikir sejenak sambil bersender pada pagar, "Baiklah, tapi dengan
satu syarat..." ucapannya tergantung di akhir kalimatnya yang tidak ia
lanjutkan, menatapku tajam dengan senyuman sinisnya.
"Apa?"
"Aku
cuma butuh satu alasan dengan keputusanmu itu."
Aku
terdiam sejenak, memang susah jika harus jujur dengan apa tujuanku sebenarnya
tentang menyelamatkan Violet.
"Hmm?"
dia masih menunggu keputusanku, aku bingung harus berkata apa.
"Look, lo kenal gue udah berapa taun?"
"Seingatku
sepuluh tahunan lebih."
"Nah,
berarti lo sahabat yang bisa gue percaya, 'kan?"
"Sudah
pasti."
Aku
ragu sejenak, namun kutepis keraguanku dengan cepat, aku tahu memang bisa
mempercayainya dengan ceritaku yang pasti bisa ia percaya.
"Gue kemarin dapet berita, kalau kejadian itu nggak berlangsung di satu tempat aja."
"Maksud?"
tanyanya tidak mengerti.
"Ya,
temen gue bilang kalau ada delapan guild,
salah satunya termasuk Seventh Heaven.
Ia sudah konfirmasi satu guild lainnya,
jadi hanya tersisa enam guild lagi
yang perlu dikonfirmasi."
"Bercanda
lo?" ucapnya tidak percaya.
Memang susah mempercayai ini disituasinya.
Aku
menggeleng tidak setuju "Gue
harap juga bercanda. Tapi nggak. Dan tambahan informasi yang dia dapat, leader barunya itu orang yang bersamaku
pada wave pertama."
"Dari
mana lo tau kalo itu bener-bener dia?" ia bertanya
curiga.
"Sebelum
dia mengenalku, aku bersama Violet -gadis yang dulu kuceritakan padamu, Chloe!
Dan setelah wave itu, Violet
kukenalkan pada orang itu, nicknamenya
Gabrielle kalo lo pengen tau."
"Hmm."
"Setelah
itu Violet menghilang, dan gue yakin
dia bersama Gabrielle." lanjutku. Dia mengangguk paham.
"Jadi
lo pengen nyelametin Violet?" aku langsung mengangguk dengan
pertanyaannya. "Hmm."
"Hmm
gimana?"
"Oke
lo boleh ikut, -tapi inget! Misi kita buat kudeta posisi
ketua Seventh Heaven, kalo itu berhubungan dengan Violet dan lo bisa dapet kesempatan buat nyelametin
dia, itu berarti bonus buat lo."
"Cukup
adil." aku menyetujui syaratnya itu. Aku yakin hanya leader saja yang mempunyai hubungan dengan tujuh leader guild lain.
--