(Image: framingpainting.com)
---
Legacy © Fariz Azmi
26 Juli 2018
"Hei hei, ayo kita segera ke sana,
kita akan dipanggil!" Foxx menengok dari luar tenda, itu, setidaknya
itulah pekerjaannya dari tadi pagi hingga menjelang sore ini, menunggu di depan
tenda, dengan semangat seperti biasanya, wajahnya berseri ketika mendengar
nomor urut kompetisi untuk party
sudah cukup dekat, mungkin hanya tersisa sekitar kurang lebih tiga puluh.
"Ah, tidak usah terlalu bersemangat
seperti itu." ucapku memandangnya, aku sedang mengecek perlengkapan yang
akan kupakai nanti di dalam, mungkin kali ini akan cocok dengan armor dengan aggro yang kecil karena tempatnya tidak terlalu luas.
"Memangnya kenapa?" tanya Foxx
dengan memasang wajah manyunnya
"Ini ‘kan pertama kalinya aku ikut seperti ini!"
"Iya, tapi kau juga perlu stamina
nanti, jadi jangan dihabiskan sekarang untuk semangat yang berlebihan seperti
itu." jawabku. Arianne terkekeh mendengar ucapanku setelahnya. Aku
memandangnya, jarang sekali aku melihatnya tertawa kecil seperti itu atau
setidaknya mengganti ekspresi datarnya.
"Kau juga ikut meledekku ya,
Arianne?" dengan tatapan tajam Foxx langsung mengalihkan pandangannya
terhadap Arianne setelah kekehannya dan Arianne langsung diam dengan sekejap,
kali ini aku yang sangat ingin tertawa.
"Ti-tidak, kok!" jawab Arianne,
kemudian berlalu begitu saja.
"Ucapan Blue benar, Foxx. Sebaiknya
kau menghemat staminamu untuk nanti." ucap Avery yang tiba-tiba sudah
berada di sebelahku, aku kaget sedikit memandangnya. Jarang sekali ia seperti
ini.
"Baiklah, baiklah." Foxx lalu
menghentikan tindakannya.
"Lebih baik kau gunakan untuk
mengecek perlengkapan seperti yang Blue lakukan." ucapnya, diikuti dengan
senyum simpul. Aku benar-benar ingin tertawa, Foxx seperti dipukul telak kali
ini.
"Ah, Blue, tidak adil!" Foxx
kemudian merengek sambil mengguncang-guncang lenganku yang sedang menutupi
mulutku untuk tidak terlihat kalau aku sedang tertawa.
Walaupun keadaan ini sangat menyenangkan
seperti biasanya, otakku tidak bisa fokus pada kompetisi ini, ucapan Kyle
kemarin sangat mengganggu dan terus-menerus muncul.
Apakah
itu benar-benar Violet?
Seperti itulah, sulit melupakan.
Ini dilema.
"Blue..."
Aku tidak bisa, aku harus segera memulai
rencana itu.
"Blue!" panggil Foxx yang entah
kapan sudah berada di dekatku, berbeda dengan Avery yang sudah entah ke mana.
Aku sempat kaget dengan panggilan Foxx barusan. "Ada apa? Kau melamun?"
"Eh? Oh, tidak, kok!" elakku,
memang aku barusan sedang melamun, berpikir apa yang Violet lakukan sekarang.
Apakah dia baik-baik saja?
"Hmm, kau terlihat berbeda
barusan!" ucapnya sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arahku dan
mendekatkan dirinya padaku, menatapku dengan pandangan mata yang berarti ada-apa-denganmu-sekarang. Beberapa
detik "Ah, mungkin hanya perasaanku saja." ucapnya, dia memundurkan
tubuhnya lalu menaruh tangannya pada dagu, berpikir, kemudian ia menggeleng
dengan cepat.
Dia benar-benar gadis yang sulit ditebak.
"Apa armor yang akan kau pakai nanti?" tanyanya, sambil membuka
opsi status dan equipment.
"Kukira aku akan memakai armor dengan aggro yang kecil karena tempatnya tidak luas." jawabku.
"Yang mana? Yang berwarna hitam itu?"
Jeda, aku mengingat-ingat warna armor itu.
"Ya."
"Oh~ lalu kau merekomendasikanku
menggunakan armor apa?" ia
melanjutkan pertanyaannya sambil memberi lihat apa saja armornya.
"Hmm," aku melihat beberapa
daftar armor yang lumayan bagus untuk
ukuran levelnya. Mungkin di raid nanti, yang akan berguna
menggunakan aggro besar hanya Avery
saja, karena tempatnya sempit "Pilih saja yang aggronya kecil tapi seimbang pada stat lainnya."
"Kalau begitu ini saja."
ucapnya, ia menekan sebuah nama armor
yang opsinya cukup bagus dan seimbang, nampaknya dia mempunyai insting memilih
yang cukup bagus.
Setelahnya, Foxx pergi kembali keluar
tenda.
Aku kembali terdiam, melihat sekeliling.
Avery sedang melakukan sesuatu, entah apa itu, mungkin sedang mengecek skill atau armor. Sedangkan Cello sedang tidur, tidak biasanya dia tidur
seperti itu, paling tidak dia biasanya sekarang sedang ngeluyur entah ke mana dan akan datang tanpa kami sadari ketika
akan memasuki raid. Mataku teralihkan
pada makhluk yang satu lagi: Arianne. Walaupun wajahnya datar, ternyata dia
mirip seperti Violet ketika sedang diam seperti itu, hanya saja Arianne adalah
versi rambut panjangnya Violet, serta, versi wajah datarnya.
Kalau boleh aku bilang, menurutku Arianne
lebih menarik perhatianku daripada Foxx, in
some way yang tidak dapat kujelaskan.
Kupandangi dia, tanpa kusadari dia
menatapku, tersenyum simpul sambil menyisir rambutnya yang jatuh ke samping
dengan jarinya, di samping telinganya. Oh, aku sangat suka ketika seorang gadis
melakukan itu. Itu terlihat, seksi.
Ah, itu sekarang tidak penting. Yang lebih
penting saat ini adalah memikirkan bagaimana nasib Violet. Aku tahu itu hal
yang bodoh, dan aku berpikir mungkin bahkan Violet sendiri belum tentu
memikirkan hal yang sama.
Tapi itu tidak penting menurutku,
kebanyakan orang melakukan hal yang sia-sia, sebagian tahu dan tidak
melakukannya, sebagian lagi tahu dan tetap melakukannya. Dan aku? Kukira aku
sekarang adalah opsi kedua.
Tidak, tidak. Sekarang seharusnya aku
memikirkan bagaimana caranya supaya dapat memenangkan raid ini.
--