(Image: deviantart.net)
---
Legacy © Fariz Azmi
Kami
berjalan tidak jauh dari sana, selain menghindari keramaian, ternyata
pemandangan di sini tidak begitu buruk. Kyle berjalan di depanku, menuju sebuah
batu yang cukup besar yang berada di ujung tebing, mendudukinya.
"Jadi,
apa yang bisa kauceritakan tentang raid
itu?" aku memulai pembicaraan tentang tujuanku kemari, aku tidak akan
membuang waktuku untuk berbasa-basi dengannya.
"Tidak
banyak." ucapnya. Seraya terlihat berpikir ia melihat langit yang hari ini
cukup cerah.
"Hmm?"
tanyaku mengulangi.
"Sebenarnya,
kami tidak berhasil memasuki raid itu
hingga selesai, mungkin kira-kira hanya seperempatnya saja." dia terkekeh
memandangku, lalu kembali tertoleh ke arah cakrawala yang berada di depannya.
"Sesusah
itukah?" tanyaku, menaikkan sebelah alisku, berarti ini memang raid dengan level yang belum pernah kurasakan, pikirku.
"Kurang
lebih, ya." dia menaikkan kedua bahunya, jawaban yang kutahu antara iya dan tidak.
"Bagaimana
dengan monsternya? Lalu labirinnya?" lanjutku, aku berjalan ke depan
menuju pembatas tebing kecil yang bahkan sudah rapuh, menyandarkan kedua
tanganku di sana, sedikit membungkuk memandang hutan yang ada di bawah tebing
itu, sedikit ngeri kalau saja sampai terjatuh.
"Sebentar-sebentar."
dia terkekeh menanggapi pertanyaanku, mungkin terlalu berlebihan kalau untuk
setingkat orang yang mencari informasi darinya.
"Baiklah."
aku menoleh ke arahnya, lalu kembali memandang dasar tebing yang cukup dalam.
"Lihat,
bertemu denganmu itu sebuah kebetulan," ia mengubah posisi duduknya,
ekspresinya menjadi lebih serius kali ini "Aku tahu kau dapat kupercaya
dengan sesuatu, dan aku tidak tahu kepada siapa lagi aku harus berbicara ini
karena aku sudah tidak tahan lagi untuk membicarakannya." dia berjalan dan berhenti tepat di sebelahku.
"Tunggu,"
aku tersenyum tidak mengerti dengan perkataannya "Aku tidak mengerti
maksudmu." entah apa yang dia maksud, aku tidak sepenuhnya paham, namun
aku menunggu kelanjutan ucapannya.
"Apa
kau masih tidak menyadari apa yang sebenarnya terjadi di sini dalam empat bulan
kita semua terjebak di sini?" ekspresinya seperti curiga akan sesuatu,
serta sedikit tetesan ketakutan di dalamnya, aku tahu kenapa kita terjebak di
sini.
"Yah,
semua orang pasti mengerti dengan semua hal itu." jawabku malas, memang
apa lagi yang semua orang tidak ketahui tentang hari itu? Semuanya pasti mengerti.
"Bukan
itu, ada hal lain yang mengganggu." jadi bukan hal itu yang ia maksud? Lalu apa?
"Hal
lain?" tanyaku singkat, keningku mengerut.
"Kau
tidak memperhatikan sekitarmu? Ada sesuatu yang sedang terjadi." baiklah,
aku menjadi semakin tidak mengerti dan ingin tahu apa yang ia maksud.
"Sesuatu
apa? Bisakah kau menjelaskan itu lebih detil?"
"Kabar
burung ini masih belum kupastikan kebenarannya, tapi, ini sangat menggangguku
dan sebagian besar player yang
mendengar kabar ini." kabar burung? Apa sama seperti yang Casey ucapkan?
Apa ini terjadi tidak hanya di satu tempat? Namun beberapa tempat sekaligus?
"..."
aku diam dan terus berpikir, menunggu kelanjutan informasi itu.
" Olympus, Golden Ink, Blacklist,
Euronesia, Eternality, Seventh Heaven, Aurora, Necromancer." dia
menyebutkan delapan guild, aku
mengenal beberapa nama guild itu.
"Ada
apa dengan nama-nama itu?" tanyaku, mundur satu langkah.
"Itu
adalah nama-nama guild yang
akhir-akhir ini dibicarakan."
"Hmm,
aku hanya mengetahui tentang Seventh Heaven kemarin, dari seorang teman. Tapi
aku tidak yakin kalau kabar itu sama dengan kabar yang aku dapat dari temanku.
Aku tidak tahu kalau begitu banyak guild
lain yang terlibat. Dan, bukankah kau adalah anggota Aurora?" jelasku
sedikit panjang, aku mengingat-ingat kalau tiga tahun lalu, dia adalah anggota guild Aurora, begitu juga dengan
Elizabeth dan Sandara. Guild Aurora
adalah guild yang cukup tenar, bisa
kubilang begitu.
"Benar,
aku sudah keluar. Aku tidak memberitahumu kalau semua yang kusebutkan saling
terkait, aku hanya menyebutkan nama-nama yang beredar dari kabar burung di
tempat yang berbeda. Dan aku rasa mereka memang ada keterkaitan satu sama lain,
walaupun tidak secara langsung." apalagi memang kalau bukan mengarah ke
sana?
"Ini
menarik, apalagi yang kau ketahui?" aku memandangnya dengan tatapan
tertarikku kemudian kembali memandangi tebing itu, ini adalah berita yang
sangat berharga.
"Aku
hanya tahu dari temanku yang masih berada di Aurora, setelah guild leader diganti oleh orang baru,
disitulah kejanggalan mulai terjadi." sudah kuduga, berarti ini tidak
hanya terjadi di satu tempat saja namun dua tempat, dan keenam lainnya butuh
konfirmasi.
"Orang
baru? Tidak berbeda dengan cerita temanku tentang Seventh Heaven. Apa lagi? Apa
kau tahu siapa ketua pengganti itu?" tanyaku menggebu seraya menoleh
menatapnya, sedangkan ia hanya menatap tebing itu seperti yang tadi kulakukan.
Aku penasaran dengan informasi itu.
"Aku
pernah melihatnya. Cowok itu, Pixie Warrior
muda yang aneh, bersama seorang gadis Elementalist yang juga Pixie pada saat
itu." oke, pikiranku tertuju kepada dua orang, dan kau tahu siapa.
"Warrior?
Elementalist?"
"Ya."
"Apa
kau tahu seperti apa gadis Elementalist itu? Ciri-cirinya?" alihku kepada Elementalist
yang ia maksud tadi.
"Aku,
sih, tidak terlalu memperhatikan, soalnya dia mengenakan jubah, jadi aku tidak
dapat melihat wajahnya—tapi hey,
kenapa kau malah bertanya tentang gadis itu?" terangnya sedikit namun
cukup jelas untuk ciri-ciri yang kubutuhkan untuk mencocokkan Elementalist itu.
"Memangnya
kapan hari itu? Saat kau keluar guild?"
tanyaku lebih lanjut tanpa menghiraukan perkataannya barusan.
"Seingatku
pertengahan februari." ini tidak mungkin kalau kebetulan, aku cukup yakin
kali ini setelah penjelasannya barusan, Warrior yang ia maksud pasti Gabrielle,
dan Elementalist itu pasti Violet. Tidak salah lagi.
"Apa
kau tahu nick mereka berdua?"
tanyaku, ini pertanyaan yang ingin kutanyakan sejak dia menyebutkan Warrior dan
Elementalist itu.
"Aku
tidak yakin, soalnya aku tidak tertarik untuk mengenal mereka, hanya sekedar
tahu kalau itu adalah orang baru."
"Kau
yakin?" ucapku memastikan.
"Yah,
cukup yakin, lah."
"Ah."
aku memukul pembatas jurang itu dengan tangan kananku, retak sedikit.
"Kau
tak apa, Blue?"
"Y-ya,
aku baik-baik saja," aku bingung, entah harus bagaimana lagi, aku tidak
mungkin membiarkan Violet bersama orang yang salah lagi. Aku harus bertindak
secepatnya sebelum semua terlambat. "Terima kasih untuk informasi itu,
Kyle, aku sangat menghargainya," aku berjalan menjauhinya, sambil berpikir
apa yang akan kulakukan selanjutnya. Ini semua begitu cepat kalau mengetahui
semua kabar yang kudengar selalu berkaitan dengan orang yang salah. "Aku mau
kembali dulu." ucapku. Dia terdiam di sana, mungkin bingung ada apa
denganku setelah mendengar ceritanya.
Pikiranku
masih kacau setelahnya. Aku kembali tanpa mendapatkan informasi untuk Avery dan
yang lainnya. Aku, hanya bingung memikirkannya.
--