(Image: deviantart.net)
---
Legacy © Fariz Azmi
Ini siang hari dan aku sekarang sudah berada di
tengah-tengah kota Kyoto. Besar. Dan sangat sesak. Semua jenis player dengan berbagai job melee
dan range berkumpul jadi satu di
sini. Dari pemula hingga yang sudah mencapai level cap. Mungkin ini adalah satu-satunya tempat yang dapat
menarik perhatian sebagian besar player
untuk berkumpul dalam saat yang bersamaan.
Hiasan khas Jepang yang sangat kental dapat kulihat di
sini, berbagai pernak-pernik yang tidak kuketahui namanya masih menjadi
dekorasi di sini. Ini seperti Jepang ketika era peperangan dulu. Bentuk
bangunan yang masih sangat tradisional, dengan NPCnya yang didesain sedemikian rupa hingga menyerupai penduduk
asli di masa itu.
Dan di sinilah mungkin yang menjadi masalah, bagaimana
caraku untuk menemukan dua orang dari ribuan player yang sedang berdiri di depanku?
Ah, aku baru ingat kalau di Kyoto ada sebuah kompetisi
setiap awal bulan, tentunya yang boleh mengikutinya hanya player dengan tipe melee
dan range. Berbeda dengan Cardinal yang mengadakannya setiap
tengah bulan. Hadiah yang ditawarkannya pun cukup menarik untuk sejumlah player kelas menengah.
Mungkin aku bisa menemukan mereka berdua dengan
mengikuti kompetisi kecil itu. Kenapa kusebut kompetisi kecil? Karena pesertanya
hanya dibatasi sampai tiga puluh dua saja. Berarti hanya butuh enam
pertandingan untuk memenangkannya. Tapi kudengar-dengar sejak terjebak di sini,
ada beberapa tipe duel yang diselenggarakan. Dan, nampaknya ini akan menjadi
hari yang menarik.
Baiklah, mungkin ini langkah pertamaku untuk
mendapatkan perhatian mereka.
Lokasi kompetisi duel kecil itu tidak jauh dari
tempatku berdiri sekarang. Dan ya, aku tidak akan membuang waktu lebih lama
lagi dengan berdiri saja di sini. Aku langsung melangkahkan kakiku ke tempat
itu.
Karena Kyoto di sini memang cukup besar, dan juga
ramai. Butuh waktu sepuluh menit untuk mencapai tempat itu. Pemandangan duel
tersaji tepat ketika aku sampai di depan arena. Meskipun tidak ada kompetisi,
siapa saja dapat menggunakan arena itu untuk mendapatkan poin harian yang akan
diakumulasi setiap akhir bulan. Jadi tidak heran jika arena ini akan selalu
penuh.
Kompetisi ini juga dibagi menjadi tiga divisi utama: Entry class, Amateur class, dan Veteran
class. Setiap kemenangan yang didapatkan, mereka akan mendapatkan poin liga
di kelas yang mereka ikuti, seiring poin liga bertambah, mereka akan pindah ke
divisi yang lebih sulit. Dan ya, walaupun aku sendiri dulu tidak pernah
mengikuti kompetisi ini, karena kompetisi tahunan dulu yang meloloskanku ke
sepuluh besar, aku mungkin masih mempunyai cukup poin untuk mengikuti kompetisi
ini di kelas veteran. Dengan kata
lain, ini akan benar-benar butuh perjuangan untuk memenangkan, dan aku sendiri
tidak yakin, karena aku bukan pemain PVP.
Aku kemudian membuka menu, ada tambahan menu disitu,
itu adalah menu khusus yang akan muncul ketika di dalam Kyoto. Menu Kompetisi.
Dengan segera kudaftarkan diriku di sana, ini waktu yang sangat tepat karena
kompetisi ini akan dimulai tidak lama lagi.
Perlu diketahui, aturan duel di sini sebenarnya cukup simpel. Dengan waktu yang diberikan
sekitar sepuluh menit, itu artinya sangat tipis kemungkinan untuk dapat
mengalahkan lawan. Sebagai gantinya, setiap serangan yang mengenai mereka, kita
diberikan satu poin, sama seperti ketika kita berhasil menangkis serangan
lawan, kita juga akan mendapatkan poin. Tidak ada pengurangan poin di sini.
Jika kau berhasil mengalahkan lawan, itu berarti 50 tambahan poin. Itu poin
yang cukup besar.
Beberapa saat menunggu. Kompetisi itu resmi dibuka.
Aku masih harus menunggu lima menit selanjutnya untuk penentuan acak siapa
lawan yang akan kuhadapi di arena nanti.
Teriakan para
peserta dan penonton terdengar ketika ada seorang player yang menaiki panggung arena itu. Aku tertawa sejenak. Apa
ini? Semacam NPC yang menjadi pembawa
acara?
"Yo people, kita bertemu lagi! Namaku Quincy, dan mulai dari sekarang aku akan menjadi pembawa acara
kalian hingga acara selesai." ah, dari caranya bergerak dan berbicara, dia
tidak terlihat seperti NPC. Apa sekarang
acara ini dilimpahkan kepada player?
"Hey, siapa
orang itu?" tanyaku acak pada seorang player
yang berdiri di sebelahku, tanpa
memandangnya, aku tahu dia memandangku sejenak karena pertanyaanku itu.
"Kau tidak tahu dia? Really? Dari mana kau berasal?
Jaman batu atau apa?" dia terkekeh sambil memandangku dengan gaya tak
percayanya. Memangnya kenapa? Aku 'kan tidak pernah berkunjung kemari.
"Tidak."
"Dia pembawa acara, man! Dia orang yang
lucu!"
"Acara? Acara apa? Acara ini? Sejak kapan?"
jadi, ini sekarang menjadi sebuah acara? Dan bukannya kompetisi bulanan?
"Sejak kita terjebak di sini, semuanya mati dan ada beberapa player yang menjalankannya kembali. Dan dia adalah salah satu dari
mereka." akhir kalimatnya, dia menunjuk Quincy sambil tersenyum, seolah
dia adalah pahlawannya.
"Terdengar menarik." jawabku.
"Yeah, karena
dia juga, kompetisi ini menjadi lebih
menarik, dan—hey, apa kau ikut?"
"Yeah."
"Siapa namamu?"
"Oh, di
mana sopan santunku? Namaku Blue.
Senang berjumpa denganmu."
"Blue? Like,
Blue dari The Rainbow? Nggak bohong?" dia tampak tidak
percaya dengan apa yang dia lihat, aku sendiri juga terkejut kalau masih ada
orang yang mengingatku, itu bahkan, sudah lebih dari dua tahun yang lalu ketika
namaku menjadi berita utama.
"Yeah, nggak
bohong. Inilah aku, berdiri tepat di sebelahmu." aku tersenyum
memandangnya, namun aku berusaha untuk mengabaikannya.
"Oh, aku
hampir lupa. Namaku Xevarius, tapi jika itu terlalu panjang,
kau bisa memanggilku X," dia
menjabat tanganku. Aku bahkan tidak bisa fokus mendengarkan suara pembawa acara
yang bernama Quincy itu karena pembicaraan ini. "Oh, ini dia!" dia menepuk punggungku dan mengarahkan tangannya
ke arah arena.
"Apa?" aku menoleh dengan cepat, memandang player lain yang membawakan secarik
kertas, memberikannya kepada Quincy dan berlalu begitu saja, bahkan tidak ada
yang memperhatikan player yang
kelihatannya tidak penting itu.
"Akan dimulai. Hanya menunggu waktu saja,"
dia kemudian membuka kertas terlipat yang diberikan padanya itu, mengintipnya
sedikit sambil tersenyum dan melirik ke segala penjuru arah yang dapat ia
lihat. "Hari ini..." dia
menggantungkan kata-kata yang ia ucapkan, membuat semua yang sedang melihatnya
merasa penasaran, setidaknya sebagian besar "...kita akan mengadakan team
duel competition!"
Sorakan dan teriakan para player di sekitarku kembali terdengar, bahkan lebih keras
dibandingkan tadi.
"Team duel?
Apa itu?" tanyaku menatap singkat X yang masih memperhatikan Quincy sambil
menampakkan wajah berbinar. Ah, sepertinya dia memang seorang pahlawan di
kalangan pemain PVP.
"Itu adalah mode baru yang mereka buat sekitar
dua bulan lalu. Itu lebih menarik melihat duel
dua lawan dua dibandingkan satu lawan satu di arena." dia menjelaskan
singkat tentang apa itu team duel,
dan aku cukup paham dengan perkataannya.
"Oh, I see.
Lalu, bagaimana cara kita masuk dalam
tim?"
"Kita tidak masuk memilih dalam tim."
"Dan?"
"Itu di acak oleh sistem."
Jadi, aku akan mendapatkan player yang akan menjadi timku secara acak oleh sistem, semoga saja
aku mendapat player yang cukup
tangguh. Dan karena yang berpartisipasi hanya player dengan tipe melee
dan range, itu berarti Paladin mempunyai kemungkinan yang besar untuk
menang di sini karena Paladin memiliki kemampuan penyembuhan pasif yang cukup
membantu dan membuat mereka menjadi job
tanker terkuat.
"Tunggu dan lihatlah. Timmu akan muncul sebentar
lagi."
Dan tidak lama setelah itu, sebuah nama muncul di
depanku. Nama yang tidak pernah kudengar ataupun lihat sebelumnya. Athena. Nama yang cukup bagus, Athena adalah
nama dari seorang dewa di mitos Yunani. Dan aku juga berharap dia juga hebat
seperti mitosnya.
Pertandingan ini tetap menggunakan sistem gugur, dan
dengan 64 peserta -dua kali lipat dari biasanya, yang akan bertanding dalam team duel, itu berarti akan tetap
membutuhkan enam pertandingan untuk dapat memenangkan kompetisi ini.
Tidak lama setelah nama itu muncul, rentetan nama-nama
peserta lainnya terlihat dan mengisi ruang kosong dalam daftar kompetisi. Dan
dapat kulihat pada urutan nomor 11 dan 12. Blue & Athena VS Drake & Yanders. Itu
berarti pertandingan keenam. Jika satu pertandingan diberi batas waktu sepuluh
menit, itu berarti aku akan bertanding dalam satu jam setelah pertandingan
pertama dimulai. Xevarius, aku melihat namanya di seberang daftar, nomor 20.
Dia mendapat seseorang yang bernama Leon. Hanya nama lain yang tidak kukenal.
Kami mendapat waktu sepuluh menit untuk berkumpul
dengan tim, sudah ada tempat yang disediakan disitu. Aku segera melangkahkan
kakiku menuju stan dengan nomor 11 itu.
"Hey, semoga
beruntung Blue." X menarik
lenganku ketika hendak berjalan dan mengatakan kata-kata itu sambil tersenyum
lalu melepaskan tangannya dari lenganku.
"Yeah, kau
juga, X. Sampai bertemu di final." aku menoleh dan membalas
dengan senyuman yang sedikit meremehkan. Walaupun terlihat sedikit terlalu
percaya diri, namun itulah yang dapat kulakukan, karena memang, aku harus
memenangkan kompetisi ini.
Sesampainya di stan yang kumaksud, aku melihat seorang
player yang sedang duduk di sana.
Seorang gadis dengan job Lancer.
Sepertinya akan menarik jika harus berduet dengan seorang gadis veteran PVP, dia pasti sangat handal sehingga
dapat sejauh ini. Karena, ya, jarang ada gadis yang bermain game, apalagi PVP.
"Jadi, kau
pasti Blue." ucapnya ketika aku
melangkah mendekatinya, melihat ke arah stan yang lain, mereka terlihat cukup
tangguh untuk kalangan pemain PVP.
"Dan kau pasti
Athena." ucapku membalas, sedikit senyuman kusunggingkan di ujung
bibirku. Dia cukup cantik dengan ras Humannya.
Rambut panjang berwarna biru laut yang diikat namun terlihat acak-acakan. Baju
zirah yang digunakannya mengubah persepsiku terhadapnya dari gadis feminim
menjadi gadis tomboy.
"Orang baru di sini? Aku tidak pernah melihatmu
sebelumnya." ucapnya, dia menatapku teliti dengan sepasang mata sapphire berwarna birunya yang terlihat besar.
"Oh, tidak. aku player lama."
"Oh, terlihat
baru untukku."
"Baiklah, karena ini adalah team duel. Apa kau punya strategi?" bukankah mustahil jika
pemain veteran seperti dia tidak menggunakan strategi untuk bertarung? Dan
karena aku tidak tahu, aku bertanya itu padanya, mungkin dia biasa menggunakan
strategi tertentu untuk duel.
"Hmm, to
the point, aku suka gayamu,"
dia berpikir sambil membuka menunya, membuka kembali tab kompetisi dan melihat detail
player yang akan menjadi lawan kami
nanti. "Lawan kita adalah Drake dan
Yanders. Aku pernah melawan
mereka beberapa kali sebelumnya. Drake adalah
Guardian berlevel 103. Dan Yanders adalah Slayer berlevel 110."
bagus, itu berarti dia sudah mengetahui kelemahan mereka berdua, setidaknya
begitu. "Tapi, ini akan susah
menghadapi mereka berdua sekaligus." kukira memang begitu.
Aku mengambil kesimpulan awal: aku dapat keuntungan
karena Guardian nantinya mungkin hanya akan bermain bertahan, dan juga Slayer
meskipun dia adalah job damage dealer,
namun memiliki kelemahan pada kecepatannya, namun jika aku menghadapi player unik, mungkin dia justru akan
unggul pada kecepatannya, misalnya saja jika Slayer dikombinasikan dengan ras Myria, mungkin aku akan tamat dalam
sekejap.
"Ras apa?" tanyaku singkat, aku semakin
antusias.
"Guardiannya
adalah Human, dan Slayernya adalah Myria."
Sial. Hari ini mungkin aku tidak akan beruntung karena
tebakanku barusan ternyata benar. Tapi aku punya siasat lain. Guardian adalah job yang juga mempunyai masalah pada
kecepatannya karena menggunakan perisai yang besar. Juga, Guardian memiliki
ketahanan yang luar biasa, namun mereka tidak terlalu baik jika dipakai
menyerang. Jika ditandingkan dengan Athena yang berjob Lancer, pasti akan sepadan.
"Menarik."
"Yeah, aku
tahu. Aku akan menghadapi Guardiannya, setelah
kau mengalahkan Slayernya, bantu aku."
"Jangan, terlalu
berisiko. Levelmu 103, sama dengan Guardian.
Kau akan kalah terlebih dahulu karena Guardian memiliki defense yang
lebih tinggi dibandingkan denganmu." rencana miliknya memang sangat
sederhana, namun terlalu berbahaya.
"Lalu, apa
kau punya pendapat?"
"Apa kau tahu bahwa Guardian memiliki kecepatan
yang rendah? Itu keuntungan kita. Kau pancinglah Slayer dengan skill aggromu, dan aku akan memancing Guardian menjauh darimu. Tapi ingatlah, lakukan sebelum dia menggunakan skill stealthnya. Setelah aku selesai, dan Slayernya terpancing. Aku akan bergabung denganmu
untuk mengalahkannya. Ketika itu sudah beres,
kita hanya tinggal membereskan Guardiannya.
"Hmm, terdengar menarik. Aku tidak pernah
berpikir untuk menggunakan kelemahan mereka untuk menjadi sebuah keuntungan.
Ini seperti aku pernah mendengarmu entah dari mana."
"Nah, itu
mungkin hanya perasaanmu saja." aku terkekeh, aku menduga jangan-jangan
dia juga mengenalku seperti Xevarius. Tapi untungnya Athena hanya mengingat
dengan samar-samar.
"Hmm, mungkin."
dia menyudutkan ujung bibirnya sambil mengangkat kedua bahunya yang berarti entahlah.
Kemudian, pertandingan pertama dimulai. Pertadingan
antara dua Valkyrie bernama Endevour dan Ortiz melawan Lancer bernama Andus dan
Berserker bernama Nix. Kukira ini akan menjadi pertandingan yang biasa-biasa
saja, dan tebakanku, duet Valkyrie akan memenangkan pertandingan ini karena
dalam kemampuan masing-masing pemain yang dipertarungkan, skill Valkyrie-lah yang paling merata.
Satu jam berlalu dan lima pertandingan sudah usai.
Kini tiba giliran timku untuk bertarung.
Tema arena rupanya kini dibuat berbeda setiap
pertandingan, ini menambah sensasi bertarung dalam kompetisi, seperti tema
padang pasir, pegunungan, ladang, dan sebagainya. Walaupun sederhana, namun cukup
membuat warna di ranah kompetisi dalam arena berukuran 20x20 meter tersebut.
Namun dari lima pertandingan yang kulihat, tidak ada
strategi khusus yang mereka pakai, meskipun begitu, tidak sedikit yang
benar-benar pemain tangguh di sana.
"Oh, kita
kedatangan pemain baru! Tidak, bukan pemain baru, dia adalah Blue dari
Rainbow yang kembali! Aku tidak
percaya ini!" Quincy tiba-tiba saja berbicara ketika aku hendak memasuki
arena. Semua penonton berhenti bersorak dan menatapku, terlihat ingin tahu
seperti apa wajah yang ada dibalik tudung jubah yang kugunakan.
"Oh, sekarang
aku mengingatnya!" Athena yang berada di depanku sekejap menoleh ke
belakang di mana aku berjalan mengikutinya menuju arena. Dia tersenyum dengan
jahil, kini pandanganku terhadapnya tentang tomboy
berubah lagi menjadi feminim.
"Hey, ayolah, dia adalah anggota Rainbow yang terkenal! Aku menyukai grup itu,
kau tahu." Quincy lagi-lagi tersenyum, dengan kata-katanya yang terdengar
seperti sedang mengatakan lelucon dia memandangku dengan kedipan matanya.
"Jangan melebih-lebihkanku." dengan sedikit
senyuman, kulontarkan perkataan itu
kepada Quincy.
"Tidak, itu
tidak apa-apa, ini adalah momen tidak
terduga melihatmu bergabung dalam kompetisi hari ini," dia terkekeh
"Oke, mari kita tidak menyia-nyiakan
waktu. Duel time!"
Dengan berbunyinya sebuah tanda, ini berarti
pertandingan dimulai.
Tidak ada pergerakan di detik-detik pertama. Kami
hanya saling memandang hingga saat ketika Athena mulai melangkah ke arah Slayer
berbaju perak yang terlihat sangat serasi dengan bulunya, dan Slayer itu
kemudian mulai menghindar menggunakan pergerakannya yang cepat. Walaupun dengan
pergerakan dan kecepatannya yang seperti itu. Athena rupanya masih bisa dengan
mudah menangkisnya menggunakan perisai berukuran sedangnya. Kecepatan
menangkisnya dapat setara dengan kecepatan Slayer itu, sungguh mengagumkan jika
kulihat dari jarak sekitar 16 meter.
Dengan gerakan cepat aku hanya menghujani panah kepada
Guardian yang tetap mendekatiku; menjauh
dari Athena. Dengan gerakannya yang lambat sesuai perkiraanku, mungkin
rencanaku akan berhasil. Dengan serangan beruntun dan sedikit skill yang kukeluarkan, aku hanya perlu
menunggu tanda dari Athena.
Dengan beberapa gerakan yang kulihat, Slayer itu mundur
dan bersiap untuk mengeluarkan skill,
dan kukira itu akan menjadi sebuah tanda untuk Athena karena gerakan skill stealth milik Myria mempunyai ciri
khas yang dapat dikenali. Dengan sekejap mata, kutarik anak panah yang sudah
kupegang lalu kukeluarkan sebuah skill
simpel yang biasa kugunakan, skill
berefek slow, walaupun sederhana itu
cukup efektif untuk pertarungan beberapa menit ke depan karena dapat mengubah
jalannya pertarungan.
Dengan sedikit gerakan untuk mengecohnya, aku
menemukan sedikit celah dari perisai raksasanya. Dan saat itulah aku melepas
anak panahku, dengan sedikit keberuntungan anak panah itu mengenainya. Efek slow tercipta untuk tiga puluh detik ke
depan, dengan ini, dia tidak akan dapat berjalan tepat waktu untuk mengejarku.
Saat itu juga, Athena menggunakan skill provokenya tepat sebelum Slayer itu mengeluarkan skill stealthnya. Setelah terkena
efeknya, kini tiba saatnya untuk pertunjukkan utama.
Hanya butuh waktu beberapa detik untukku mencapai
Athena. Tanpa sepatah kata pun, Athena dengan menangkis serangan beruntun Slayer
itu karena Athena tahu jika dia akan menggunakan skill itu. Tanpa ragu, kutarik anak panah ini, skill yang sama seperti sebelumnya kugunakan untuk Guardian itu.
"Ini dia! Inilah pertunjukannya!" suara
Quincy terdengar menggema lagi, nampaknya penonton antusias sekali dengan apa
yang ia lihat, ini memang terlihat menarik jika ditonton, namun tidak saat
melakukannya. Aku meneruskan kegiatanku tanpa sedikit pun fokusku terganggu.
Athena meneruskan skill
yang kugunakan untuk membuat Slayer itu confuse,
sebuah efek lain ketika Lancer menggunakan
sebuah skill dengan cara membenturkan
perisainya ke arah musuh. Skill itu
tidak berlangsung lama.
Setelahnya, aku membuat kuda-kuda untuk mengeluarkan
sejumlah chain-skill yang biasa
kugunakan saat hunting. Kukira akan
cukup efektif jika kugunakan untuk PVP
seperti ini.
Selagi kukeluarkan chain-skill
itu, Athena pun melakukan aksinya dengan menggunakan chain-skill miliknya. Dengan sekejap mata, HP milik Slayer itu pun turun dengan sangat drastis. Namun cukup
untuk diketahui, dalam mode PVP, saat
HP mencapai angka satu, player itu akan kalah. Tidak saat
mencapai nol, karena sekarang ketika HP
mencapai angka nol, kau akan benar-benar mati dan tidak akan di respawn lagi.
Tidak hanya dalam mode PVP, ada mode lain ketika war
memperebutkan kekuasaan kota selain dengan jalur bidding poin guild atau
sebut saja dengan menawarkan sejumlah poin guild
di kantor pusat kota yang ingin dikuasai, batas waktu memperoleh kota
tersebut hanya 24 jam setelah bid terakhir.
Namun dalam war di sini, modenya akan
tetap PVE ketika melawan player lain. Status player tidak akan diseimbangkan seperti dalam mode PVP. Jadi saat itu, kita hanya harus
mengandalkan perlengkapan saja untuk dapat menang, dan juga dengan sedikit
strategi tambahan jika diperlukan.
Setelah menggempur Slayer itu hingga tuntas dalam
waktu yang tergolong cukup singkat, hanya empat puluh detik saja terhitung
setelah aku mengeluarkan skill dengan
efek slow kepada Guardian itu.
Dan sekarang, walaupun dengan kasat mata timku sudah
bisa dikatakan menang, namun dengan waktu yang tersisa sekitar delapan menit,
kita tidak harus membuang waktu. Dengan segera Athena bergerak menuju Guardian
yang sudah mendekat.
Tugas Athena simpel, hanya membuatnya sibuk. Sedangkan
aku? Aku hanya mendapat bagian menyelesaikan sisanya: mengalahkannya dengan
menyerang dari belakang. Tentu saja, walaupun itu terdengar mudah karena Guardian
tidak dapat memindahkan perisainya dengan cepat, masih memerlukan waktu yang
lebih lama dibandingkan mengalahkan Slayer tadi.
Taktik yang sederhana namun efektif. Itulah gunanya
mempelajari berbagai status job dan ras.
Tak lama setelah itu, kemenangan mutlak kami berdua
peroleh. Tak ada suara dari penonton yang kudengar, ini sedikit aneh.
"Holy-shit!
Itu duel tercepat yang pernah
kusaksikan!" Quincy berbicara, setengah terbata-bata dengan apa yang ia
lihat, mungkin. Dia memandangku secara keseluruhan seperti ia sedang melihat
seorang dewa. "Blue dan Athena adalah pemenangnya!"
Keheningan pecah seketika. Semua penonton yang bisa
kulihat dengan mataku, nampak begitu terkejut. Mereka terlihat tidak percaya,
sama seperti Quincy, mereka merekahkan senyum sambil menunjuk ke arahku. Kami
turun dari arena setelahnya.
--