20 June 2015

Legacy - 06.4



(Image: deviantart.net)

---

Legacy © Fariz Azmi


Ini siang hari dan aku sekarang sudah berada di tengah-tengah kota Kyoto. Besar. Dan sangat sesak. Semua jenis player dengan berbagai job melee dan range berkumpul jadi satu di sini. Dari pemula hingga yang sudah mencapai level cap. Mungkin ini adalah satu-satunya tempat yang dapat menarik perhatian sebagian besar player untuk berkumpul dalam saat yang bersamaan.
Hiasan khas Jepang yang sangat kental dapat kulihat di sini, berbagai pernak-pernik yang tidak kuketahui namanya masih menjadi dekorasi di sini. Ini seperti Jepang ketika era peperangan dulu. Bentuk bangunan yang masih sangat tradisional, dengan NPCnya yang didesain sedemikian rupa hingga menyerupai penduduk asli di masa itu.

Dan di sinilah mungkin yang menjadi masalah, bagaimana caraku untuk menemukan dua orang dari ribuan player yang sedang berdiri di depanku?
Ah, aku baru ingat kalau di Kyoto ada sebuah kompetisi setiap awal bulan, tentunya yang boleh mengikutinya hanya player dengan tipe melee dan range. Berbeda dengan Cardinal yang mengadakannya setiap tengah bulan. Hadiah yang ditawarkannya pun cukup menarik untuk sejumlah player kelas menengah.
Mungkin aku bisa menemukan mereka berdua dengan mengikuti kompetisi kecil itu. Kenapa kusebut kompetisi kecil? Karena pesertanya hanya dibatasi sampai tiga puluh dua saja. Berarti hanya butuh enam pertandingan untuk memenangkannya. Tapi kudengar-dengar sejak terjebak di sini, ada beberapa tipe duel yang diselenggarakan. Dan, nampaknya ini akan menjadi hari yang menarik.
Baiklah, mungkin ini langkah pertamaku untuk mendapatkan perhatian mereka.
Lokasi kompetisi duel kecil itu tidak jauh dari tempatku berdiri sekarang. Dan ya, aku tidak akan membuang waktu lebih lama lagi dengan berdiri saja di sini. Aku langsung melangkahkan kakiku ke tempat itu.
Karena Kyoto di sini memang cukup besar, dan juga ramai. Butuh waktu sepuluh menit untuk mencapai tempat itu. Pemandangan duel tersaji tepat ketika aku sampai di depan arena. Meskipun tidak ada kompetisi, siapa saja dapat menggunakan arena itu untuk mendapatkan poin harian yang akan diakumulasi setiap akhir bulan. Jadi tidak heran jika arena ini akan selalu penuh.
Kompetisi ini juga dibagi menjadi tiga divisi utama: Entry class, Amateur class, dan Veteran class. Setiap kemenangan yang didapatkan, mereka akan mendapatkan poin liga di kelas yang mereka ikuti, seiring poin liga bertambah, mereka akan pindah ke divisi yang lebih sulit. Dan ya, walaupun aku sendiri dulu tidak pernah mengikuti kompetisi ini, karena kompetisi tahunan dulu yang meloloskanku ke sepuluh besar, aku mungkin masih mempunyai cukup poin untuk mengikuti kompetisi ini di kelas veteran. Dengan kata lain, ini akan benar-benar butuh perjuangan untuk memenangkan, dan aku sendiri tidak yakin, karena aku bukan pemain PVP.
Aku kemudian membuka menu, ada tambahan menu disitu, itu adalah menu khusus yang akan muncul ketika di dalam Kyoto. Menu Kompetisi. Dengan segera kudaftarkan diriku di sana, ini waktu yang sangat tepat karena kompetisi ini akan dimulai tidak lama lagi.
Perlu diketahui, aturan duel di sini sebenarnya cukup simpel. Dengan waktu yang diberikan sekitar sepuluh menit, itu artinya sangat tipis kemungkinan untuk dapat mengalahkan lawan. Sebagai gantinya, setiap serangan yang mengenai mereka, kita diberikan satu poin, sama seperti ketika kita berhasil menangkis serangan lawan, kita juga akan mendapatkan poin. Tidak ada pengurangan poin di sini. Jika kau berhasil mengalahkan lawan, itu berarti 50 tambahan poin. Itu poin yang cukup besar.
Beberapa saat menunggu. Kompetisi itu resmi dibuka. Aku masih harus menunggu lima menit selanjutnya untuk penentuan acak siapa lawan yang akan kuhadapi di arena nanti.
 Teriakan para peserta dan penonton terdengar ketika ada seorang player yang menaiki panggung arena itu. Aku tertawa sejenak. Apa ini? Semacam NPC yang menjadi pembawa acara?
"Yo people, kita bertemu lagi! Namaku Quincy, dan mulai dari sekarang aku akan menjadi pembawa acara kalian hingga acara selesai." ah, dari caranya bergerak dan berbicara, dia tidak terlihat seperti NPC. Apa sekarang acara ini dilimpahkan kepada player?
"Hey, siapa orang itu?" tanyaku acak pada seorang player  yang berdiri di sebelahku, tanpa memandangnya, aku tahu dia memandangku sejenak karena pertanyaanku itu.
"Kau tidak tahu dia? Really? Dari mana kau berasal? Jaman batu atau apa?" dia terkekeh sambil memandangku dengan gaya tak percayanya. Memangnya kenapa? Aku 'kan tidak pernah  berkunjung kemari.
"Tidak."
"Dia pembawa acara, man! Dia orang yang lucu!"
"Acara? Acara apa? Acara ini? Sejak kapan?" jadi, ini sekarang menjadi sebuah acara? Dan bukannya kompetisi bulanan?
"Sejak kita terjebak di sini, semuanya mati dan ada beberapa player yang menjalankannya kembali. Dan dia adalah salah satu dari mereka." akhir kalimatnya, dia menunjuk Quincy sambil tersenyum, seolah dia adalah pahlawannya.
"Terdengar menarik." jawabku.
"Yeah, karena dia juga, kompetisi ini menjadi lebih menarik, dan—hey, apa kau ikut?"
"Yeah."
"Siapa namamu?"
"Oh, di mana sopan santunku? Namaku Blue. Senang berjumpa denganmu."
"Blue? Like, Blue dari The Rainbow? Nggak bohong?" dia tampak tidak percaya dengan apa yang dia lihat, aku sendiri juga terkejut kalau masih ada orang yang mengingatku, itu bahkan, sudah lebih dari dua tahun yang lalu ketika namaku menjadi berita utama.
"Yeah, nggak bohong. Inilah aku, berdiri tepat di sebelahmu." aku tersenyum memandangnya, namun aku berusaha untuk mengabaikannya.
"Oh, aku hampir lupa. Namaku Xevarius, tapi jika itu terlalu panjang, kau bisa memanggilku X," dia menjabat tanganku. Aku bahkan tidak bisa fokus mendengarkan suara pembawa acara yang bernama Quincy itu karena pembicaraan ini. "Oh, ini dia!" dia menepuk punggungku dan mengarahkan tangannya ke arah arena.
"Apa?" aku menoleh dengan cepat, memandang player lain yang membawakan secarik kertas, memberikannya kepada Quincy dan berlalu begitu saja, bahkan tidak ada yang memperhatikan player yang kelihatannya tidak penting itu.
"Akan dimulai. Hanya menunggu waktu saja," dia kemudian membuka kertas terlipat yang diberikan padanya itu, mengintipnya sedikit sambil tersenyum dan melirik ke segala penjuru arah yang dapat ia lihat. "Hari ini..." dia menggantungkan kata-kata yang ia ucapkan, membuat semua yang sedang melihatnya merasa penasaran, setidaknya sebagian besar "...kita akan mengadakan team duel competition!"
Sorakan dan teriakan para player di sekitarku kembali terdengar, bahkan lebih keras dibandingkan tadi.
"Team duel? Apa itu?" tanyaku menatap singkat X yang masih memperhatikan Quincy sambil menampakkan wajah berbinar. Ah, sepertinya dia memang seorang pahlawan di kalangan pemain PVP.
"Itu adalah mode baru yang mereka buat sekitar dua bulan lalu. Itu lebih menarik melihat duel dua lawan dua dibandingkan satu lawan satu di arena." dia menjelaskan singkat tentang apa itu team duel, dan aku cukup paham dengan perkataannya.
"Oh, I see. Lalu, bagaimana cara kita masuk dalam tim?"
"Kita tidak masuk memilih dalam tim."
"Dan?"
"Itu di acak oleh sistem."
Jadi, aku akan mendapatkan player yang akan menjadi timku secara acak oleh sistem, semoga saja aku mendapat player yang cukup tangguh. Dan karena yang berpartisipasi hanya player dengan tipe melee dan range, itu berarti Paladin mempunyai kemungkinan yang besar untuk menang di sini karena Paladin memiliki kemampuan penyembuhan pasif yang cukup membantu dan membuat mereka menjadi job tanker terkuat.
"Tunggu dan lihatlah. Timmu akan muncul sebentar lagi."
Dan tidak lama setelah itu, sebuah nama muncul di depanku. Nama yang tidak pernah kudengar ataupun lihat sebelumnya. Athena. Nama yang cukup bagus, Athena adalah nama dari seorang dewa di mitos Yunani. Dan aku juga berharap dia juga hebat seperti mitosnya.
Pertandingan ini tetap menggunakan sistem gugur, dan dengan 64 peserta -dua kali lipat dari biasanya, yang akan bertanding dalam team duel, itu berarti akan tetap membutuhkan enam pertandingan untuk dapat memenangkan kompetisi ini.
Tidak lama setelah nama itu muncul, rentetan nama-nama peserta lainnya terlihat dan mengisi ruang kosong dalam daftar kompetisi. Dan dapat kulihat pada urutan nomor 11 dan 12. Blue & Athena VS Drake & Yanders. Itu berarti pertandingan keenam. Jika satu pertandingan diberi batas waktu sepuluh menit, itu berarti aku akan bertanding dalam satu jam setelah pertandingan pertama dimulai. Xevarius, aku melihat namanya di seberang daftar, nomor 20. Dia mendapat seseorang yang bernama Leon. Hanya nama lain yang tidak kukenal.
Kami mendapat waktu sepuluh menit untuk berkumpul dengan tim, sudah ada tempat yang disediakan disitu. Aku segera melangkahkan kakiku menuju stan dengan nomor 11 itu.
"Hey, semoga beruntung Blue." X menarik lenganku ketika hendak berjalan dan mengatakan kata-kata itu sambil tersenyum lalu melepaskan tangannya dari lenganku.
"Yeah, kau juga, X. Sampai bertemu di final." aku menoleh dan membalas dengan senyuman yang sedikit meremehkan. Walaupun terlihat sedikit terlalu percaya diri, namun itulah yang dapat kulakukan, karena memang, aku harus memenangkan kompetisi ini.
Sesampainya di stan yang kumaksud, aku melihat seorang player yang sedang duduk di sana. Seorang gadis dengan job Lancer. Sepertinya akan menarik jika harus berduet dengan seorang gadis veteran PVP, dia pasti sangat handal sehingga dapat sejauh ini. Karena, ya, jarang ada gadis yang bermain game, apalagi PVP.
"Jadi, kau pasti Blue." ucapnya ketika aku melangkah mendekatinya, melihat ke arah stan yang lain, mereka terlihat cukup tangguh untuk kalangan pemain PVP.
"Dan kau pasti Athena." ucapku membalas, sedikit senyuman kusunggingkan di ujung bibirku. Dia cukup cantik dengan ras Humannya. Rambut panjang berwarna biru laut yang diikat namun terlihat acak-acakan. Baju zirah yang digunakannya mengubah persepsiku terhadapnya dari gadis feminim menjadi gadis tomboy.
"Orang baru di sini? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya." ucapnya, dia menatapku teliti dengan sepasang mata sapphire berwarna birunya yang terlihat besar.
"Oh, tidak. aku player lama."
"Oh, terlihat baru untukku."
"Baiklah, karena ini adalah team duel. Apa kau punya strategi?" bukankah mustahil jika pemain veteran seperti dia tidak menggunakan strategi untuk bertarung? Dan karena aku tidak tahu, aku bertanya itu padanya, mungkin dia biasa menggunakan strategi tertentu untuk duel.
"Hmm, to the point, aku suka gayamu," dia berpikir sambil membuka menunya, membuka kembali tab kompetisi dan melihat detail player yang akan menjadi lawan kami nanti. "Lawan kita adalah Drake dan Yanders. Aku pernah melawan mereka beberapa kali sebelumnya. Drake adalah Guardian berlevel 103. Dan Yanders adalah Slayer berlevel 110." bagus, itu berarti dia sudah mengetahui kelemahan mereka berdua, setidaknya begitu. "Tapi, ini akan susah menghadapi mereka berdua sekaligus." kukira memang begitu.
Aku mengambil kesimpulan awal: aku dapat keuntungan karena Guardian nantinya mungkin hanya akan bermain bertahan, dan juga Slayer meskipun dia adalah job damage dealer, namun memiliki kelemahan pada kecepatannya, namun jika aku menghadapi player unik, mungkin dia justru akan unggul pada kecepatannya, misalnya saja jika Slayer dikombinasikan dengan ras Myria, mungkin aku akan tamat dalam sekejap.
"Ras apa?" tanyaku singkat, aku semakin antusias.
"Guardiannya adalah Human, dan Slayernya adalah Myria."
Sial. Hari ini mungkin aku tidak akan beruntung karena tebakanku barusan ternyata benar. Tapi aku punya siasat lain. Guardian adalah job yang juga mempunyai masalah pada kecepatannya karena menggunakan perisai yang besar. Juga, Guardian memiliki ketahanan yang luar biasa, namun mereka tidak terlalu baik jika dipakai menyerang. Jika ditandingkan dengan Athena yang berjob Lancer, pasti akan sepadan.
"Menarik."
"Yeah, aku tahu. Aku akan menghadapi Guardiannya, setelah kau mengalahkan Slayernya, bantu aku."
"Jangan, terlalu berisiko. Levelmu 103, sama dengan Guardian. Kau akan kalah terlebih dahulu karena Guardian memiliki defense yang lebih tinggi dibandingkan denganmu." rencana miliknya memang sangat sederhana, namun terlalu berbahaya.
"Lalu, apa kau punya pendapat?"
"Apa kau tahu bahwa Guardian memiliki kecepatan yang rendah? Itu keuntungan kita. Kau pancinglah Slayer dengan skill aggromu, dan aku akan memancing Guardian menjauh darimu. Tapi ingatlah, lakukan sebelum dia menggunakan skill stealthnya. Setelah aku selesai, dan Slayernya terpancing. Aku akan bergabung denganmu untuk mengalahkannya. Ketika itu sudah beres, kita hanya tinggal membereskan Guardiannya.
"Hmm, terdengar menarik. Aku tidak pernah berpikir untuk menggunakan kelemahan mereka untuk menjadi sebuah keuntungan. Ini seperti aku pernah mendengarmu entah dari mana."
"Nah, itu mungkin hanya perasaanmu saja." aku terkekeh, aku menduga jangan-jangan dia juga mengenalku seperti Xevarius. Tapi untungnya Athena hanya mengingat dengan samar-samar.
"Hmm, mungkin." dia menyudutkan ujung bibirnya sambil mengangkat kedua bahunya yang berarti entahlah.
Kemudian, pertandingan pertama dimulai. Pertadingan antara dua Valkyrie bernama Endevour dan Ortiz melawan Lancer bernama Andus dan Berserker bernama Nix. Kukira ini akan menjadi pertandingan yang biasa-biasa saja, dan tebakanku, duet Valkyrie akan memenangkan pertandingan ini karena dalam kemampuan masing-masing pemain yang dipertarungkan, skill Valkyrie-lah yang paling merata.
Satu jam berlalu dan lima pertandingan sudah usai. Kini tiba giliran timku untuk bertarung.
Tema arena rupanya kini dibuat berbeda setiap pertandingan, ini menambah sensasi bertarung dalam kompetisi, seperti tema padang pasir, pegunungan, ladang, dan sebagainya. Walaupun sederhana, namun cukup membuat warna di ranah kompetisi dalam arena berukuran 20x20 meter tersebut.
Namun dari lima pertandingan yang kulihat, tidak ada strategi khusus yang mereka pakai, meskipun begitu, tidak sedikit yang benar-benar pemain tangguh di sana.
"Oh, kita kedatangan pemain baru! Tidak, bukan pemain baru, dia adalah Blue dari Rainbow yang kembali! Aku tidak percaya ini!" Quincy tiba-tiba saja berbicara ketika aku hendak memasuki arena. Semua penonton berhenti bersorak dan menatapku, terlihat ingin tahu seperti apa wajah yang ada dibalik tudung jubah yang kugunakan.
"Oh, sekarang aku mengingatnya!" Athena yang berada di depanku sekejap menoleh ke belakang di mana aku berjalan mengikutinya menuju arena. Dia tersenyum dengan jahil, kini pandanganku terhadapnya tentang tomboy berubah lagi menjadi feminim.
"Hey, ayolah, dia adalah anggota Rainbow yang terkenal! Aku menyukai grup itu, kau tahu." Quincy lagi-lagi tersenyum, dengan kata-katanya yang terdengar seperti sedang mengatakan lelucon dia memandangku dengan kedipan matanya.
"Jangan melebih-lebihkanku." dengan sedikit senyuman,  kulontarkan perkataan itu kepada Quincy.
"Tidak, itu tidak apa-apa, ini adalah momen tidak terduga melihatmu bergabung dalam kompetisi hari ini," dia terkekeh "Oke, mari kita tidak menyia-nyiakan waktu. Duel time!"
Dengan berbunyinya sebuah tanda, ini berarti pertandingan dimulai.
Tidak ada pergerakan di detik-detik pertama. Kami hanya saling memandang hingga saat ketika Athena mulai melangkah ke arah Slayer berbaju perak yang terlihat sangat serasi dengan bulunya, dan Slayer itu kemudian mulai menghindar menggunakan pergerakannya yang cepat. Walaupun dengan pergerakan dan kecepatannya yang seperti itu. Athena rupanya masih bisa dengan mudah menangkisnya menggunakan perisai berukuran sedangnya. Kecepatan menangkisnya dapat setara dengan kecepatan Slayer itu, sungguh mengagumkan jika kulihat dari jarak sekitar 16 meter.
Dengan gerakan cepat aku hanya menghujani panah kepada Guardian yang tetap mendekatiku; menjauh dari Athena. Dengan gerakannya yang lambat sesuai perkiraanku, mungkin rencanaku akan berhasil. Dengan serangan beruntun dan sedikit skill yang kukeluarkan, aku hanya perlu menunggu tanda dari Athena.
Dengan beberapa gerakan yang kulihat, Slayer itu mundur dan bersiap untuk mengeluarkan skill, dan kukira itu akan menjadi sebuah tanda untuk Athena karena gerakan skill stealth milik Myria mempunyai ciri khas yang dapat dikenali. Dengan sekejap mata, kutarik anak panah yang sudah kupegang lalu kukeluarkan sebuah skill simpel yang biasa kugunakan, skill berefek slow, walaupun sederhana itu cukup efektif untuk pertarungan beberapa menit ke depan karena dapat mengubah jalannya pertarungan.
Dengan sedikit gerakan untuk mengecohnya, aku menemukan sedikit celah dari perisai raksasanya. Dan saat itulah aku melepas anak panahku, dengan sedikit keberuntungan anak panah itu mengenainya. Efek slow tercipta untuk tiga puluh detik ke depan, dengan ini, dia tidak akan dapat berjalan tepat waktu untuk mengejarku.
Saat itu juga, Athena menggunakan skill provokenya tepat sebelum Slayer itu mengeluarkan skill stealthnya. Setelah terkena efeknya, kini tiba saatnya untuk pertunjukkan utama.
Hanya butuh waktu beberapa detik untukku mencapai Athena. Tanpa sepatah kata pun, Athena dengan menangkis serangan beruntun Slayer itu karena Athena tahu jika dia akan menggunakan skill itu. Tanpa ragu, kutarik anak panah ini, skill yang sama seperti sebelumnya kugunakan untuk Guardian itu.
"Ini dia! Inilah pertunjukannya!" suara Quincy terdengar menggema lagi, nampaknya penonton antusias sekali dengan apa yang ia lihat, ini memang terlihat menarik jika ditonton, namun tidak saat melakukannya. Aku meneruskan kegiatanku tanpa sedikit pun fokusku terganggu.
Athena meneruskan skill yang kugunakan untuk membuat Slayer itu confuse, sebuah efek lain ketika Lancer menggunakan sebuah skill dengan cara membenturkan perisainya ke arah musuh. Skill itu tidak berlangsung lama.
Setelahnya, aku membuat kuda-kuda untuk mengeluarkan sejumlah chain-skill yang biasa kugunakan saat hunting. Kukira akan cukup efektif jika kugunakan untuk PVP seperti ini.
Selagi kukeluarkan chain-skill itu, Athena pun melakukan aksinya dengan menggunakan chain-skill miliknya. Dengan sekejap mata, HP milik Slayer itu pun turun dengan sangat drastis. Namun cukup untuk diketahui, dalam mode PVP, saat HP mencapai angka satu, player itu akan kalah. Tidak saat mencapai nol, karena sekarang ketika HP mencapai angka nol, kau akan benar-benar mati dan tidak akan di respawn lagi.
Tidak hanya dalam mode PVP, ada mode lain ketika war memperebutkan kekuasaan kota selain dengan jalur bidding poin guild atau sebut saja dengan menawarkan sejumlah poin guild di kantor pusat kota yang ingin dikuasai, batas waktu memperoleh kota tersebut hanya 24 jam setelah bid terakhir. Namun dalam war di sini, modenya akan tetap PVE ketika melawan player lain. Status player tidak akan diseimbangkan seperti dalam mode PVP. Jadi saat itu, kita hanya harus mengandalkan perlengkapan saja untuk dapat menang, dan juga dengan sedikit strategi tambahan jika diperlukan.
Setelah menggempur Slayer itu hingga tuntas dalam waktu yang tergolong cukup singkat, hanya empat puluh detik saja terhitung setelah aku mengeluarkan skill dengan efek slow kepada Guardian itu.
Dan sekarang, walaupun dengan kasat mata timku sudah bisa dikatakan menang, namun dengan waktu yang tersisa sekitar delapan menit, kita tidak harus membuang waktu. Dengan segera Athena bergerak menuju Guardian yang sudah mendekat.
Tugas Athena simpel, hanya membuatnya sibuk. Sedangkan aku? Aku hanya mendapat bagian menyelesaikan sisanya: mengalahkannya dengan menyerang dari belakang. Tentu saja, walaupun itu terdengar mudah karena Guardian tidak dapat memindahkan perisainya dengan cepat, masih memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan mengalahkan Slayer tadi.
Taktik yang sederhana namun efektif. Itulah gunanya mempelajari berbagai status job dan ras.
Tak lama setelah itu, kemenangan mutlak kami berdua peroleh. Tak ada suara dari penonton yang kudengar, ini sedikit aneh.
"Holy-shit! Itu duel tercepat yang pernah kusaksikan!" Quincy berbicara, setengah terbata-bata dengan apa yang ia lihat, mungkin. Dia memandangku secara keseluruhan seperti ia sedang melihat seorang dewa. "Blue dan Athena adalah pemenangnya!"
Keheningan pecah seketika. Semua penonton yang bisa kulihat dengan mataku, nampak begitu terkejut. Mereka terlihat tidak percaya, sama seperti Quincy, mereka merekahkan senyum sambil menunjuk ke arahku. Kami turun dari arena setelahnya.

--

Cari

Labels

Article (1) Cover (1) Final Fantasy IX (5) GameStory (1) How To (2) Jimmy (3) Kita dan Dia (1) Legacy (22) Lyric (28) Movie Review (2) Music (1) Novel (25) Poetry (2) Story Fiction (30) Tips (8) Tutorial (2)