(Image: inspectelement.com)
---
Legacy © Fariz Azmi
10 Februari 2018.
Aku
terbangun di sini. Entah bagaimana aku bisa berada di sini. Tepat dua tahun
lalu sejak aku terakhir kali terbangun di sini. Berburu monster seorang diri saat di mana orang lain berburu dengan partynya.
Dunia
ini sekarang sudah semakin nyata. Aku bahkan bisa merasakan udaranya, pakaian
yang aku kenakan, warna pemandangannya, tekstur benda yang aku pegang. Ah, aku
pasti ketinggalan serangkaian update
selama dua tahun ini.
Levelku
masih sama seperti ketika aku terakhir kali logout.
Level 60. Kudengar-dengar sudah ada update untuk level cap tidak lama setelah aku meninggalkan VRO, singkatan untuk Virtual
Reality Online. Benar, VRO adalah
dunia di mana semua orang bisa berkumpul dalam satu dunia, dunia virtual yang sangat nyata. Mungkin
terbaik yang pernah ada.
Aku
masuk ke dalam sini mungkin karena tidak sengaja meng-update VRO dalam dive 2.0 ku.
Padahal seingatku aku sudah menghapus game
ini. Ah, lupakan, aku juga sudah rindu dengan game yang sempat membawaku menuju serangkaian kejuaraan VRO tahunan. Mereka dulu menyebutku
sebagai People's Champion untuk suatu
alasan, mungkin karena aku dulu sering mendonasikan hasil berburuku untuk
membantu sebuah klub di game ini yang
tujuannya membantu player baru yang
baru saja bermain game ini. Terdengar
sangat dermawan, kan? Percayalah, dulu banyak rekan seangkatanku yang
melakukannya karena sudah tidak tahu hasil berburu itu akan dihabiskan untuk
apa. Entah sekarang masih seperti itu atau tidak. Lagi pula ini sudah dua tahun.
Aku
lambaikan tangan kiriku untuk membuka menu yang semestinya akan muncul
mengambang di depanku. Dan ya, masih sama seperti dulu, namun kali ini lebih
dibuat lebih simpel. Ah, aku benar-benar sudah ketinggalan.
Satu
opsi yang langsung menarik perhatianku adalah Friend List. Aku tekan menu itu dengan jari telunjukku. Dan simbol loading berputar beberapa detik. Dan
muncul nickname orang-orang yang
pernah berhubungan denganku di game
ini. Dari lima puluh tiga orang yang ada beberapa yang belum Online, dan tanda Offline itu menghilang ketika orang terakhir akhirnya muncul. Tiga
orang yang menjadi perhatianku. Red,
White, Black. Mereka adalah temanku dari tiga negara berbeda. Memiliki
sebuah party yang tidak pernah naik
menjadi sebuah guild, party itu dulu disebut dengan nama Rainbow.
Sebuah nama yang terlihat lucu untuk empat orang dan satu-satunya yang dapat
menyelesaikan sebuah dungeon tingkat
paling sulit yang disebut raid.
Sebenarnya dungeon dan raid itu berbeda, namun pada dasarnya
sama.
Tiga
orang tadi, mereka juga pensiun dari game
ini sama seperti aku, namun dengan alasan yang berbeda. Kami tidak banyak
bicara saat sedang menyelesaikan raid.
Yang aku tahu hanya mereka bertiga itu sama misteriusnya dengan tujuan
dibuatnya game ini.
Nick
kami memang sebuah kebetulan, sebelumnya party
itu hanya mereka bertiga, namun mereka melihatku, dan juga kemampuanku di game ini. Pada dasarnya sifat kami
berempat itu sama. Kami suka berburu solo.
Apalagi karena nicknameku yang juga
kebetulan pas, Blue, bisa melengkapi party yang beranggotakan nama-nama warna
itu. Aku jadi ingat tentang hari di mana kami berempat akhirnya bisa
menyelesaikan raid tersulit pada saat
itu. Raid yang semestinya mustahil
diselesaikan hanya dengan empat orang anggota. Dragonova Lair, yang terletak di dalam dungeon
Sealed Mountain, dungeon itu sendiri
terletak di tengah padang gurun di sebuah negara di benua Afrika, aku tidak ingat
nama pasti negaranya.
Aku
masih terduduk di sini, bingung, aku bahkan seperti tidak mengenal game ini lagi. Dalam daftar itu aku
melihat sebuah nick yang tidak asing.
Kebanyakan temanku memang pensiun pada saat itu, hanya beberapa yang tetap
melanjutkan bermain. Casey. Dia dulu mempunyai sebuah klub kecil yang tujuannya
membantu player-player baru mempelajari dunia ini, menyediakan party untuk mereka berburu, dan juga memberikan equipment gratis. Dalam game kita tidak diperbolehkan memberikan
nama asli kita kepada orang lain, namun sepertinya peraturan itu tidak berlaku lagi.
Dia adalah temanku sewaktu berada di sekolah menengah dulu. Kalau tidak salah
dia adalah seorang wakil ketua dari sebuah guild
yang kecil yang bernama Seventh Heaven.
Dulu aku juga bergabung di guild itu,
namun aku keluar dari sana karena terlalu fokus dengan party Rainbow. Dalam party
itu, kami berempat tidak ada yang memiliki guild
setelah beberapa kali mengadakan rapat, awalnya aku sendiri tidak setuju dengan
itu, mengapa tidak mendirikan guild
saja? Red menolak pernyataanku kalau
dia tidak ingin sesuatu menjadi lebih rumit dengan mendirikan sebuah guild yang terdiri atas empat orang
saja. Karena dalam menyelesaikan raid,
nama guild akan tercatat dalam history, namun tidak untuk party. Kau tahu, itulah sebabnya, Red, ketua party kami bersikeras tidak mendirikan sebuah guild.
Bercerita
tentang hari di mana masa-masa kejayaan kami berempat, aku berpikir di mana
sekarang mereka berada. Kami berempat mempunyai hobi yang sama, kami semua suka
logout di tempat favorit kami. Kalau
aku, di sini, di sebuah tempat yang bernama Danderius Lake. Tempat di mana ada sebuah danau kecil dengan satu pohon
sangat besar yang tidak kuketahui apa jenisnya. Mungkin pohon itu adalah pohon original ciptaan VRO.
Kemudian
aku beralih ke opsi Setting, opsi di
mana tombol logout berada. Ada menu
tambahan di sana, Language. Kupilih
menu baru itu, satu menu baru muncul setelahnya, menu bahasa ini baru, live translation. Apa maksud dari itu
adalah terjemahan langsung ketika pemain lain berbicara? Ini inovasi. Kupilih live translation dan muncul beberapa
opsi bahasa yang akan diterjemahkan, kupilih Indonesia, ini bisa jadi mempermudah player-player yang tidak bisa berbahasa Inggris untuk berkomunikasi
dengan player lain yang berbeda
negara. Setelah itu, aku beralih kembali ke menu setting, ada yang aneh dengan tombol logout. Tombol itu menghilang. Aku berpikir, mungkin itu sebuah bug karena event ini. Benar juga, hari ini adalah hari ulang tahun game ini. Kalau tidak salah umur game ini sekarang sudah lima tahun, aku
tidak tahu pasti. Tapi, apa mungkin karena event
ini, player-player dipaksa untuk login secara paksa? Dan juga, tidak
boleh logout? Ini terlalu janggal.
Ah,
masa bodoh dengan itu semua. Lagi pula aku juga sudah lama tidak menjelajahi
dunia ini. Oke, pertama aku akan mengecek perlengkapan dan item-itemku.
Kulambaikan
tanganku lagi, kembali ke menu sebelumnya di mana tempat inventory berada. Aku tekan dengan jari telunjukku. Lalu muncullah sebuah
tab baru yang berisi item-item yang kupunya. Masih lengkap.
Lalu aku membuka tab baru mengenai status karakterku. Aku sendiri bahkan
sudah lupa tentang karakterku sendiri.
Ah,
benar juga, aku di sini adalah seorang Vasheek. Sebuah ras yang keturunan Elf
yang meninggalkan kaumnya dan dikutuk. Ciri khas yang membedakan Vasheek dengan
Elf murni yang disebut Pixie itu adalah warna kulit yang sedikit gelap
dibandingkan ras Pixie, lainnya, terlihat sama saja bagiku. Telinga runcing
seperti alien, tubuh ramping,
berwibawa, namun lebih terlihat arogan. Oh iya, Vasheek tidak mempunyai sayap
seperti Pixie, namun sebagai gantinya Vasheek mempunyai tanduk kecil di kepala
mereka.
Lalu
aku sendiri adalah seorang Archer. Sebuah job
yang menurutku cukup keren, walaupun tidak terlalu banyak pemain-pemain yang
terkenal dengan job ini, dengan kata
lain Archer bukanlah sebuah job yang fenomenal dalam game VRO.
Archer harus berada di tangan yang tepat agar bisa menjadi sebuah job yang mematikan. Dan asal kalian
tahu, job Archer sendiri hanya pernah
sekali masuk dalam babak sepuluh besar VROC
atau Virtual Reality Championship.
Dan, itu memang aku. Hanya mampu masuk dalam sepuluh besar. Mungkin aku tidak
akan mampu mengulanginya lagi nanti. Lagi pula aku bukan seorang petarung PVP yang handal.
Tiba-tiba
saja, sebuah mail baru masuk. Entah
dari siapa. Aku buka pesan itu. Sebuah pesan dari GM, akronim dari Game Master,
GM adalah seseorang yang bertindak
sebagai administrator atau sejenis
itu dalam VRO. Dia membawa pesan dengan
sebuah gift berupa item yang bernama Reborn's Call. Sebuah item yang tidak terdengar asing untuk kuingat. Setelah
kuingat-ingat, memang item ini tidak
asing, item ini adalah item langka, terlihat dari warna tulisan
nama itemnya yang berwarna kuning. Di
sini item-item dibedakan melalui kelangkaannya, mulai dari warna putih yang
berarti item common, hingga item
berwarna ungu yang paling langka, dan juga paling berkualitas, kalau
dibandingkan, item ungu itu seperti item class S. Reborn's Call sendiri
fungsinya untuk mengubah penampilan. Apakah di event ini setiap pemain diberi item
langka ini? Ah, lagi, masa bodoh, aku gunakan saja, toh aku sendiri sudah lupa
seperti apa rupa wajahku dalam game
ini. Use.
Sebuah
cahaya muncul dari item yang
berbentuk hexagonal. Sangat terang
hingga aku sendiri tidak kuat menatapnya. Kujatuhkan item itu secara tidak sengaja. Menyentuh rumput hijau yang kupijak
dan menghilang menjadi kepingan-kepingan kecil berbentuk abstrak yang kemudian
menghilang. Kurasa memang begitu cara kerja itemnya.
Ah, efek silau barusan benar-benar terasa nyata. Ternyata memang banyak
perkembangan yang tercipta.
Aku
melangkah menuju danau yang tidak terlalu jauh dariku. Melihat seperti apa rupa
wajahku sekarang. Lebih tampan atau lebih
buruk. Seringaiku. Beberapa langkah lagi.
Kutundukkan
wajahku melihat ke arah air yang memantulkan bayangan di atasnya. Sebuah wajah
terlihat di sana. Wajahku. Wajah asliku.
"Hah?"
wajah asli? Bukankah, tidak boleh menggunakan sesuatu yang sama seperti tubuh
fisik? Tapi mengapa malah menjadi wajah asliku? Apakah karena bug lagi? Ini terlalu mencurigakan.
Tapi, kalau semua pemain di VRO
diberi item itu dan menggunakannya,
maka itu berarti semua wajah karakter mereka adalah wajah asli mereka. Bagus.
Ini juga sebuah keuntungan agar aku tidak tertipu dengan wajah mereka.
Aku
tidak mau membuang waktu lagi. Hal yang perlu kulakukan sekarang adalah mencari
teman lama yang masih bermain VRO
hingga sekarang. Kebanyakan player di
Friend Listku sama sepertiku. Yang
lainnya bahkan tidak kukenal. Ah, satu-satunya temanku yang masih bermain
mungkin tidak berada di Friend List.
Siapa nicknamenya? Yang kuingat adalah namanya adalah
semacam kacang. Entah kenapa dia
menamai dirinya dengan kacang. Yang
penting sekarang aku harus mengingat nama kacang itu.
Kacang tanah? Bukan! Almond? Tidak tidak. Cashew?
Aku tidak mengira namanya seperti itu. Macademia? Kurasa itu juga tidak. Atau Pistachio?
Bentuknya tidak seaneh itu, deh. Hazelnut? Bukan juga. Walnut? Ah, itu dia!
Kacang Kenari!
Setelah
mengingat nama itu aku langsung menuju opsi mail,
menulis sebuah surat yang isinya tidak bertele-tele. Di mana aku bisa
menemuinya sekarang?
Tak
lama menunggu, sebuah balasan yang cepat malah, menurutku. Arcelius Cafe. Merujuk pada sebuah kafe yang
berada di daerah Yunani. Tempat yang
indah untuk menghabiskan waktu luangmu ketika sesudah hunting. Oh iya, di sini, di dunia VRO, dunia yang diciptakan adalah berdasarkan dunia asli.
Sejarah-sejarahnya. Barang-barang peninggalannya. Semuanya berdasarkan fakta.
Terlebih dengan desain dunianya yang mengambil dengan nuansa yang khas medieval.
Aku
kemudian tidak membuang waktu lagi dengan bercerita itu sekarang. Mengecek map lalu menentukan navigasi ke arah
kota terdekat, Lyon. Danderius Lake memang sebuah danau yang terletak
beberapa puluh kilometer sebelah timur kota Lyon. Setelah menetapkan arah, aku
membuka kembali tab inventoryku dan
memilih sebuah item yang bernama Bahamut's Flute. Sebuah item berwarna ungu, karena hanya bisa didapatkan pada saat event. Oh, aku lupa mengatakan bahwa di
dunia ini juga ada makhluk-makhluk mitos. Item
itu kudapatkan dari Dragonsphere Lair.
Aku bahkan belum pernah menunggangi Bahamut. Anehnya, di sini kalau kau mau
memanggil seekor mount, kau harus
meniup item yang berupa seruling ini,
sesuai dengan namanya, flute. Kupikir
itu lebih terlihat realistis, bukannya aneh.
Berselang
beberapa detik saja, makhluk itu datang entah dari mana. Terlihat keren sekali
kalau ditunggangi. Wajah yang terlihat seperti 'preman'nya para naga, dengan warna cokelat gelap, ditambah dengan
sayapnya yang bisa direntangkan sepanjang sepuluh meter untuk masing-masing
sayap, serta tanduk yang ada di kepalanya. Ini perfect. Aku langsung menaikinya. Seperti seorang pangeran yang mau
pergi berpetualang, naga ini langsung merentangkan sayapnya dan bersiap
mengudara.
"Menuju
Lyon!" teriakku dengan bangga dan kemudian aku dibawa terbang dengan
kecepatan yang sangat cepat. Perlu kau tahu, Bahamut adalah naga yang tercepat
saat itu, entah sekarang, pasti ada mount
lain yang lebih cepat dari ini. Hmm, pemandangannya sangat indah. Inilah Prancis,
pada jaman medieval.
--