19 May 2015

Legacy - 01.1

(Image: inspectelement.com)
---

Legacy © Fariz Azmi


10 Februari 2018.
Aku terbangun di sini. Entah bagaimana aku bisa berada di sini. Tepat dua tahun lalu sejak aku terakhir kali terbangun di sini. Berburu monster seorang diri saat di mana orang lain berburu dengan partynya.
Dunia ini sekarang sudah semakin nyata. Aku bahkan bisa merasakan udaranya, pakaian yang aku kenakan, warna pemandangannya, tekstur benda yang aku pegang. Ah, aku pasti ketinggalan serangkaian update selama dua tahun ini.

Levelku masih sama seperti ketika aku terakhir kali logout. Level 60. Kudengar-dengar sudah ada update untuk level cap tidak lama setelah aku meninggalkan VRO, singkatan untuk Virtual Reality Online. Benar, VRO adalah dunia di mana semua orang bisa berkumpul dalam satu dunia, dunia virtual yang sangat nyata. Mungkin terbaik yang pernah ada.
Aku masuk ke dalam sini mungkin karena tidak sengaja meng-update VRO dalam dive 2.0 ku. Padahal seingatku aku sudah menghapus game ini. Ah, lupakan, aku juga sudah rindu dengan game yang sempat membawaku menuju serangkaian kejuaraan VRO tahunan. Mereka dulu menyebutku sebagai People's Champion untuk suatu alasan, mungkin karena aku dulu sering mendonasikan hasil berburuku untuk membantu sebuah klub di game ini yang tujuannya membantu player baru yang baru saja bermain game ini. Terdengar sangat dermawan, kan? Percayalah, dulu banyak rekan seangkatanku yang melakukannya karena sudah tidak tahu hasil berburu itu akan dihabiskan untuk apa. Entah sekarang masih seperti itu atau tidak. Lagi pula ini sudah dua tahun.
Aku lambaikan tangan kiriku untuk membuka menu yang semestinya akan muncul mengambang di depanku. Dan ya, masih sama seperti dulu, namun kali ini lebih dibuat lebih simpel. Ah, aku benar-benar sudah ketinggalan.
Satu opsi yang langsung menarik perhatianku adalah Friend List. Aku tekan menu itu dengan jari telunjukku. Dan simbol loading berputar beberapa detik. Dan muncul nickname orang-orang yang pernah berhubungan denganku di game ini. Dari lima puluh tiga orang yang ada beberapa yang belum Online, dan tanda Offline itu menghilang ketika orang terakhir akhirnya muncul. Tiga orang yang menjadi perhatianku. Red, White, Black. Mereka adalah temanku dari tiga negara berbeda. Memiliki sebuah party yang tidak pernah naik menjadi sebuah guild, party itu dulu disebut dengan nama Rainbow. Sebuah nama yang terlihat lucu untuk empat orang dan satu-satunya yang dapat menyelesaikan sebuah dungeon tingkat paling sulit yang disebut raid. Sebenarnya dungeon dan raid itu berbeda, namun pada dasarnya sama.
Tiga orang tadi, mereka juga pensiun dari game ini sama seperti aku, namun dengan alasan yang berbeda. Kami tidak banyak bicara saat sedang menyelesaikan raid. Yang aku tahu hanya mereka bertiga itu sama misteriusnya dengan tujuan dibuatnya game ini.
Nick kami memang sebuah kebetulan, sebelumnya party itu hanya mereka bertiga, namun mereka melihatku, dan juga kemampuanku di game ini. Pada dasarnya sifat kami berempat itu sama. Kami suka berburu solo. Apalagi karena nicknameku yang juga kebetulan pas, Blue, bisa melengkapi party yang beranggotakan nama-nama warna itu. Aku jadi ingat tentang hari di mana kami berempat akhirnya bisa menyelesaikan raid tersulit pada saat itu. Raid yang semestinya mustahil diselesaikan hanya dengan empat orang anggota. Dragonova Lair, yang terletak di dalam dungeon Sealed Mountain, dungeon itu sendiri terletak di tengah padang gurun di sebuah negara di benua Afrika, aku tidak ingat nama pasti negaranya.
Aku masih terduduk di sini, bingung, aku bahkan seperti tidak mengenal game ini lagi. Dalam daftar itu aku melihat sebuah nick yang tidak asing. Kebanyakan temanku memang pensiun pada saat itu, hanya beberapa yang tetap melanjutkan bermain. Casey. Dia dulu mempunyai sebuah klub kecil yang tujuannya membantu player-player baru mempelajari dunia ini, menyediakan party untuk mereka berburu, dan juga memberikan equipment gratis. Dalam game kita tidak diperbolehkan memberikan nama asli kita kepada orang lain, namun sepertinya peraturan itu tidak berlaku lagi. Dia adalah temanku sewaktu berada di sekolah menengah dulu. Kalau tidak salah dia adalah seorang wakil ketua dari sebuah guild yang kecil yang bernama Seventh Heaven. Dulu aku juga bergabung di guild itu, namun aku keluar dari sana karena terlalu fokus dengan party Rainbow. Dalam party itu, kami berempat tidak ada yang memiliki guild setelah beberapa kali mengadakan rapat, awalnya aku sendiri tidak setuju dengan itu, mengapa tidak mendirikan guild saja? Red menolak pernyataanku kalau dia tidak ingin sesuatu menjadi lebih rumit dengan mendirikan sebuah guild yang terdiri atas empat orang saja. Karena dalam menyelesaikan raid, nama guild akan tercatat dalam history, namun tidak untuk party. Kau tahu, itulah sebabnya, Red, ketua party kami bersikeras tidak mendirikan sebuah guild.
Bercerita tentang hari di mana masa-masa kejayaan kami berempat, aku berpikir di mana sekarang mereka berada. Kami berempat mempunyai hobi yang sama, kami semua suka logout di tempat favorit kami. Kalau aku, di sini, di sebuah tempat yang bernama Danderius Lake. Tempat di mana ada sebuah danau kecil dengan satu pohon sangat besar yang tidak kuketahui apa jenisnya. Mungkin pohon itu adalah pohon original ciptaan VRO.
Kemudian aku beralih ke opsi Setting, opsi di mana tombol logout berada. Ada menu tambahan di sana, Language. Kupilih menu baru itu, satu menu baru muncul setelahnya, menu bahasa ini baru, live translation. Apa maksud dari itu adalah terjemahan langsung ketika pemain lain berbicara? Ini inovasi. Kupilih live translation dan muncul beberapa opsi bahasa yang akan diterjemahkan, kupilih Indonesia, ini bisa jadi mempermudah player-player yang tidak bisa berbahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan player lain yang berbeda negara. Setelah itu, aku beralih kembali ke menu setting, ada yang aneh dengan tombol logout. Tombol itu menghilang. Aku berpikir, mungkin itu sebuah bug karena event ini. Benar juga, hari ini adalah hari ulang tahun game ini. Kalau tidak salah umur game ini sekarang sudah lima tahun, aku tidak tahu pasti. Tapi, apa mungkin karena event ini, player-player dipaksa untuk login secara paksa? Dan juga, tidak boleh logout? Ini terlalu janggal.
Ah, masa bodoh dengan itu semua. Lagi pula aku juga sudah lama tidak menjelajahi dunia ini. Oke, pertama aku akan mengecek perlengkapan dan item-itemku.
Kulambaikan tanganku lagi, kembali ke menu sebelumnya di mana tempat inventory berada. Aku tekan dengan jari telunjukku. Lalu muncullah sebuah tab baru yang berisi item-item yang kupunya. Masih lengkap. Lalu aku membuka tab baru mengenai status karakterku. Aku sendiri bahkan sudah lupa tentang karakterku sendiri.
Ah, benar juga, aku di sini adalah seorang Vasheek. Sebuah ras yang keturunan Elf yang meninggalkan kaumnya dan dikutuk. Ciri khas yang membedakan Vasheek dengan Elf murni yang disebut Pixie itu adalah warna kulit yang sedikit gelap dibandingkan ras Pixie, lainnya, terlihat sama saja bagiku. Telinga runcing seperti alien, tubuh ramping, berwibawa, namun lebih terlihat arogan. Oh iya, Vasheek tidak mempunyai sayap seperti Pixie, namun sebagai gantinya Vasheek mempunyai tanduk kecil di kepala mereka.
Lalu aku sendiri adalah seorang Archer. Sebuah job yang menurutku cukup keren, walaupun tidak terlalu banyak pemain-pemain yang terkenal dengan job ini, dengan kata lain Archer bukanlah sebuah job yang fenomenal dalam game VRO. Archer harus berada di tangan yang tepat agar bisa menjadi sebuah job yang mematikan. Dan asal kalian tahu, job Archer sendiri hanya pernah sekali masuk dalam babak sepuluh besar VROC atau Virtual Reality Championship. Dan, itu memang aku. Hanya mampu masuk dalam sepuluh besar. Mungkin aku tidak akan mampu mengulanginya lagi nanti. Lagi pula aku bukan seorang petarung PVP yang handal.
Tiba-tiba saja, sebuah mail baru masuk. Entah dari siapa. Aku buka pesan itu. Sebuah pesan dari GM, akronim dari Game Master, GM adalah seseorang yang bertindak sebagai administrator atau sejenis itu dalam VRO. Dia membawa pesan dengan sebuah gift berupa item yang bernama Reborn's Call. Sebuah item yang tidak terdengar asing untuk kuingat. Setelah kuingat-ingat, memang item ini tidak asing, item ini adalah item langka, terlihat dari warna tulisan nama itemnya yang berwarna kuning. Di sini item-item dibedakan melalui kelangkaannya, mulai dari warna putih yang berarti item common, hingga item berwarna ungu yang paling langka, dan juga paling berkualitas, kalau dibandingkan, item ungu itu seperti item class S. Reborn's Call sendiri fungsinya untuk mengubah penampilan. Apakah di event ini setiap pemain diberi item langka ini? Ah, lagi, masa bodoh, aku gunakan saja, toh aku sendiri sudah lupa seperti apa rupa wajahku dalam game ini. Use.
Sebuah cahaya muncul dari item yang berbentuk hexagonal. Sangat terang hingga aku sendiri tidak kuat menatapnya. Kujatuhkan item itu secara tidak sengaja. Menyentuh rumput hijau yang kupijak dan menghilang menjadi kepingan-kepingan kecil berbentuk abstrak yang kemudian menghilang. Kurasa memang begitu cara kerja itemnya. Ah, efek silau barusan benar-benar terasa nyata. Ternyata memang banyak perkembangan yang tercipta.
Aku melangkah menuju danau yang tidak terlalu jauh dariku. Melihat seperti apa rupa wajahku sekarang. Lebih tampan atau lebih buruk. Seringaiku. Beberapa langkah lagi.
Kutundukkan wajahku melihat ke arah air yang memantulkan bayangan di atasnya. Sebuah wajah terlihat di sana. Wajahku. Wajah asliku.
"Hah?" wajah asli? Bukankah, tidak boleh menggunakan sesuatu yang sama seperti tubuh fisik? Tapi mengapa malah menjadi wajah asliku? Apakah karena bug lagi? Ini terlalu mencurigakan. Tapi, kalau semua pemain di VRO diberi item itu dan menggunakannya, maka itu berarti semua wajah karakter mereka adalah wajah asli mereka. Bagus. Ini juga sebuah keuntungan agar aku tidak tertipu dengan wajah mereka.
Aku tidak mau membuang waktu lagi. Hal yang perlu kulakukan sekarang adalah mencari teman lama yang masih bermain VRO hingga sekarang. Kebanyakan player di Friend Listku sama sepertiku. Yang lainnya bahkan tidak kukenal. Ah, satu-satunya temanku yang masih bermain mungkin tidak berada di Friend List. Siapa nicknamenya? Yang kuingat adalah namanya adalah semacam kacang. Entah kenapa dia menamai dirinya dengan kacang. Yang penting sekarang aku harus mengingat nama kacang itu.
Kacang tanah? Bukan! Almond? Tidak tidak. Cashew? Aku tidak mengira namanya seperti itu. Macademia? Kurasa itu juga tidak. Atau Pistachio? Bentuknya tidak seaneh itu, deh. Hazelnut? Bukan juga. Walnut? Ah, itu dia! Kacang Kenari!
Setelah mengingat nama itu aku langsung menuju opsi mail, menulis sebuah surat yang isinya tidak bertele-tele. Di mana aku bisa menemuinya sekarang?
Tak lama menunggu, sebuah balasan yang cepat malah, menurutku. Arcelius Cafe. Merujuk pada sebuah kafe yang berada di daerah  Yunani. Tempat yang indah untuk menghabiskan waktu luangmu ketika sesudah hunting. Oh iya, di sini, di dunia VRO, dunia yang diciptakan adalah berdasarkan dunia asli. Sejarah-sejarahnya. Barang-barang peninggalannya. Semuanya berdasarkan fakta. Terlebih dengan desain dunianya yang mengambil dengan nuansa yang khas medieval.
Aku kemudian tidak membuang waktu lagi dengan bercerita itu sekarang. Mengecek map lalu menentukan navigasi ke arah kota terdekat, Lyon. Danderius Lake memang sebuah danau yang terletak beberapa puluh kilometer sebelah timur kota Lyon. Setelah menetapkan arah, aku membuka kembali tab inventoryku dan memilih sebuah item yang bernama Bahamut's Flute. Sebuah item berwarna ungu, karena hanya bisa didapatkan pada saat event. Oh, aku lupa mengatakan bahwa di dunia ini juga ada makhluk-makhluk mitos. Item itu kudapatkan dari Dragonsphere Lair. Aku bahkan belum pernah menunggangi Bahamut. Anehnya, di sini kalau kau mau memanggil seekor mount, kau harus meniup item yang berupa seruling ini, sesuai dengan namanya, flute. Kupikir itu lebih terlihat realistis, bukannya aneh.
Berselang beberapa detik saja, makhluk itu datang entah dari mana. Terlihat keren sekali kalau ditunggangi. Wajah yang terlihat seperti 'preman'nya para naga, dengan warna cokelat gelap, ditambah dengan sayapnya yang bisa direntangkan sepanjang sepuluh meter untuk masing-masing sayap, serta tanduk yang ada di kepalanya. Ini perfect. Aku langsung menaikinya. Seperti seorang pangeran yang mau pergi berpetualang, naga ini langsung merentangkan sayapnya dan bersiap mengudara.
"Menuju Lyon!" teriakku dengan bangga dan kemudian aku dibawa terbang dengan kecepatan yang sangat cepat. Perlu kau tahu, Bahamut adalah naga yang tercepat saat itu, entah sekarang, pasti ada mount lain yang lebih cepat dari ini. Hmm, pemandangannya sangat indah. Inilah Prancis, pada jaman medieval.

--

Cari

Labels

Article (1) Cover (1) Final Fantasy IX (5) GameStory (1) How To (2) Jimmy (3) Kita dan Dia (1) Legacy (22) Lyric (28) Movie Review (2) Music (1) Novel (25) Poetry (2) Story Fiction (30) Tips (8) Tutorial (2)