26 February 2010

GameStory : Final Fantasy 9

Ini nih GameStory lengkap Final Fantasy 9, walaupun udah ada sejak November 2000, tapi aku tetap suka


The Story

Cerita dimulai dengan lamunan putri Garnet di kamarnya tentang sesosok bayangan perempuan di dalam perahu yang terombang-ambing di tengah lautan. Sementara itu di kapal Prima Vista Baku pimpinan kelompok Tantalus dengan anak buahnya Zidane, Blank, Marcus dan Cinna sedang merencanakan untuk menculik putri Garnet. Mereka adalah kelompok pencuri yang mengadakan pertunjukan kabaret di istana Alexandria. Cerita beralih ke Vivi yang baru saja tiba di kota Alexandria yang tujuannya ingin melihat kabaret tersebut. Karena tiket yang dibawanya sudah kadaluarsa maka dia diajak oleh Rat Kid untuk masuk ke istana lewat atap rumah.

Ketika pertunjukan sedang berlangsung Garnet malah pergi dari kursinya secara sembunyi-sembunyi. Zidane yang sedang melaksanakan tugasnya lalu bertemu dengan Garnet. Dia meminta Zidane untuk membawanya keluar dari istana ini. Zidane tentu sangat setuju karena ini memang tujuan dari tugasnya. Sementara itu ratu Brahne yang mengetahui Garnet lari lalu menyuruh Steiner dan Beatrix untuk mencarinya. Maka terjadilah kejar-kejaran antara Zidane dan Garnet dengan Steiner. Sementara itu Vivi dan Rat Kid juga ketahuan oleh para prajurit dan dikejar-kejar hingga ke atas panggung. Mereka semua secara tidak sengaja lalu tampil di atas panggung pertunjukan. Karena tidak ingin mengacaukan pertunjukan kabaret Zidane, Garnet, Vivi dan Steiner lalu berpura-pura seolah-olah mereka sedang berakting.

Baku yang mengetahui ada Garnet dalam kapal lalu memerintahkan untuk segera pergi meninggalkan istana Alexandria. Ratu Brahne tidak diam saja dia lalu melepaskan bom pada Prima Vista. Prima Vista yang terkena bom tadi lalu terjatuh dan mendarat di Evil Forest. Setelah kapal menabrak hutan tersebut, Baku menyuruh Zidane untuk mencari Garnet dan Vivi yang hilang entah kemana. Zidane menemukan Vivi sementara Garnet diculik oleh monster tanaman. Zidane lalu mencoba menyelamatkan Garnet tapi dia malah kalah. Setelah tersadar di Prima Vista, Steiner lalu menanyakan keadaan Garnet pada Zidane. Dia bersedia membantu Zidane demi menyelamatkan Garnet. Vivi juga bersikeras untuk ikut dengannya karena merasa bersalah telah membawanya tadi.

Mereka bertiga lalu pergi ke hutan untuk mencari Garnet. Setelah sampai mereka lalu melawan monster tanaman tadi. Karena dia sangat kuat lalu datanglah bantuan dari Blank. Setelah Garnet berhasil di selamatkan, mereka berlima lalu dikejar-kejar ratusan monster tanaman. Hutan ini lalu berubah menjadi batu dan Blank mengorbankan nyawanya dengan menahan semua monster tersebut. Mereka berempat berhasil keluar dari hutan ini dan memutuskan untuk beristirahat sebelum besok melanjutkan perjalanan. Karena tidak ada jalan lagi Zidane melewati Ice Cavern untuk menuju tempat berikutnya. Karena cuaca disini sangatlah dingin mereka semua jatuh pingsan. Zidane yang pertama tersadar lalu mencoba berkeling sebentar dan bertemu dengan Black Mage.

Dia yang menyebabkan cuaca disini sangat dingin. Setelah melawannya, mereka berempat berhasil keluar dari sini. Karena identitas Garnet tidak ingin di ketahui oleh siapapun desa Dali maka dia merubah namanya menjadi Dagger. Zidane lalu sampai di Dali dan pergi beristirahat. Besoknya Vivi tidak ada di penginapan, Zidane berusaha mencarinya hingga menemukan ruang rahasia. Ternyata Vivi ada disana dan menemukan banyak boneka Black Waltz (Black Mage). Zidane lalu dimasukkan ke dalam tong karena disangka boneka. Sementara itu Steiner mencoba mencari bantuan ke kakek-kakek di menara dekat Dali. Dia menanyakan tentang alat transportasi yang bisa mengantar dia dan Garnet untuk kembali ke Alexandria. Kakek itu bilang bahwa ada kapal pengangkut di Dali. Steiner lalu kembali ke Dali dan pergi ke ladang belakang tempat kapal tersebut. Steiner lalu curiga akan tong yang bisa bergerak sendiri dan mencoba menusuknya.
Zidane lalu tertusuk pedangnya Steiner dan marah-marah pada Steiner. Zidane mengajak Garnet dan Vivi untuk menaiki kapal tersebut, otomatis Steiner juga ikut karena ingin menjaga Garnet. Di dalam perjalanan Zidane lalu dikejar Black Mage lagi. Vivi kaget kenapa penampilannya mirip dengannya. Setelah saling kejar-mengejar akhirnya kapal tersebut tiba di Lindblum. Sementara Black Mage yang mengejar menabrak tembok gerbang^_^. Disini Zidane disambut Cid, kenalan Garnet dan mengetahui tujuannya. Besoknya Zidane berjalan-jalan ke kota Lindblum dan bertemu dengan kelompok Tantalus dan memberi tahu apa yang menimpa Blank. Di bar Zidane bertemu dengan Freya yang mengaku kenal dengan dia. Lalu kembali ke istana dan menipu penjaga yang tidur hingga dia bisa menaiki lift ke atas untuk menemui Garnet.

Garnet memberi tahu bahwa sekarang ini ada festival memburu hewan liar. Zidane tertarik akan festival tersebut dan ikut berpartisipasi. Festival pun berakhir dengan Freya sebagai pemenangnya Malamnya Freya menceritakan situasi di Burmecia sedang kacau dengan gangguan para Black Mage. Ketika sedang pesta bersama di ruangan Cid mereka semua lalu jatuh pingsan. Ternyata ini ulah Garnet yang memasukkan obat tidur pada makanan dan minuman mereka. Garnet lalu meminta Steiner untuk mengajaknya pergi dari Lindblum. Ketika sadar Garnet dan Steiner sudah tidak ada, Zidane tetap untuk membantu Freya dulu dari pada mencari Garnet.

Dia tidak khawatir karena ada Steiner bersamanya. Setelah melewati Gizamaluke Groto, Zidane sampai juga di Burmecia. Sementara itu Steiner yang membawa Garnet dalam karung harus menipu penjaga gerbang selatan. Setelah melewati penjaga, Garnet lalu keluar dari karung lalu mereka menaiki kereta. Di Burmecia keadaannya sudah porak-poranda oleh serangan Black Mage. Zidane melihat ada ratu Brahne dan 2 ajudan terkuatnya yaitu Beatrix dan Kuja. Freya tidak diam saja dan berusaha membunuh ratu Brahne. Karena ratu Brahne dalam keadaan terancam, Beatrix lalu menghalagi usaha Freya. Zidane pun turun tangan dan terjadilah pertarungan yang dimenangkan oleh Beatrix.

Garnet dan Steiner lalu turun dari kereta dan akan menaiki kereta selanjutnya menuju Treno. Ketika menunggu di stasiun ini Garnet lalu bertemu dengan Cinna dan Marcus. Mereka sedang mencari obat penawar yang bisa mengembalikan keadaan Blank. Mereka berempat lalu menaiki kereta yang sama hingga di perjalanan lagi-lagi dihadang oleh Black Mage. Setelah sampai di kota Treno, Marcus meminta bantuan Garnet untuk mencari obat tersebut. Setelah membeli benda tersebut di blackmarket (pasar gelap) Garnet lalu bertemu dengan Doctor Tot. Doctor Tot membawa mereka ke ruangannya dan bersedia mengantarkan Garnet kembali ke Alexandria dengan menaiki Gargant. Ketika sampai di ruang bawah tanah Alexandria mereka malah dijebak oleh Thorn dan Zorn. Sementara itu Zidane yang baru tersadar dari pingsannya melanjutkan perjalanan ke Cleyra.

Setelah sampai di kota ini, Vivi malah ditakuti dan dijauhi oleh para penduduk karena di sangka Black Mage. Seseorang memberitahu Freya bahwa ada anak kecil (Puck) dia terjebak di pasir hisap. Setelah menolongnya akhirnya para penduduk menerima Vivi. Karena sudah mengantarkan Freya, Zidane memutuskan untuk pergi mencari Garnet.

Di perjalanan pulang Zidane dihadang oleh pasukan Beatrix. Freya curiga akan keadaan penduduk Cleyra dan memutuskan untuk kembali. Ternyata Black Mage menyerang semua penduduk disini. Setelah menyelamatkan para penduduk dari serangan Black Mage, malamnya diadakan pesta besar-besaran di gereja. Pesta dengan alunan musik harpa dari disertai para penari pun di gelar. Hingga Beatrix datang menggangu dan meminta batu permata yang ada di harpa. Zidane mencoba melawannya tapi masih saja kalah.

Beatrix lalu kabur dengan bantuan teleport Black Mage. Zidane yang masih penasaran lalu mengikuti mereka. Hingga mereka tiba di kapal Red Rose milik ratu Brahne yang akan menuju Alexandria. Ketika ratu Brahne sedang mencoba eidolon barunya Beatrix datang dan menyerahkan batu permata tadi padanya. Zidane mendengarkan rencana ratu Brahne yang ingin menghancurkan Cleyra dengan eidolon Odin. Sementara itu di Alexandria, Steiner dan Marcus yang terperangkap di dalam kurungan mencoba untuk melarikan diri dengan mengoyang-goyangkan kurungan tersebut ke kiri dan ke kanan. Setelah berhasil lolos Steiner bertemu lagi dengan Zidane yang baru tiba dengan Red Rose. Steiner menceritakan pada Zidane bahwa Garnet dibawa oleh Thorn dan Zorn ke suatu tempat. Zidane lalu memasuki istana Alexandria dan mencari kesemua ruangan hingga menemukan ruang rahasia dibalik tembok kamar ratu Brahne.

Di sana Thorn dan Zorn mencoba mengorbankan Garnet. Zidane berusaha menghentikan mereka. Setelah Garnet terselamatkan dan kembali ke kamar ratu Brahne, Beatrix sudah menunggu dan terjadi pertarungan lagi. Garnet menjelaskan bahwa dia disekap di ruang bawah itu atas perintah ratu Brahne. Ratu Brahne juga berencana akan menyerang kerajaan Lindblum yang tidak patuh pada perintahnya. Beatrix dan Steiner tentu saja kaget akan usaha sang ratu yang ingin mengorbankan anaknya sendiri. Mereka berdua lalu bersumpah akan setia dan melindungi putri Garnet sampai kapan pun. Beatrix, Steiner dan Freya lalu berusaha menahan monster yang mengejar. Sementara Zidane dan yang lainnya pergi melarikan diri ke ruang bawah tanah untuk pergi ke Lindblum.
Ternyata mereka terlambat, Lindblum sudah hancur lebur diserang oleh pasukan ratu Brahne. Cid menceritakan bahwa orang di balik semua serangan itu disebabkan oleh Kuja. Cid melihat Kuja pergi ke benua di utara (Outer Continent) dengan menaiki naga perak. Hanya ada satu jalan dari Lindblum untuk menuju kesana yaitu melalui Qu's Marsh karena kalau pakai kapal laut tidaklah mungkinn. Zidane lalu pergi ke Qu Marsh dan bertemu dengan Quina. Setelah meminta izin pada gurunya, Quina lalu mengantarkan Zidane ke sebuah lorong di Qu Marsh yang menjadi jalan penghubung ke Outer Continent. Setelah melewati lorong ini Zidane sampai juga di benua utara Outer Continent.

Zidane lalu pergi ke desa Conde Petie untuk mencari informasi tentang daerah ini. Zidane melihat ada satu Black Mage yang belanja di sini dan dia langsung lari. Zidane lalu mengikutinya dari belakang hingga sampai di desa Black Mage. Ternyata ini adalah tempat tinggal para Black Mage. Vivi disambut meriah oleh kepala desa dan merasa bahwa ini adalah kampung halamannya. Menurut kepala desa Vivi adalah Black Mage yang hilang dulu. Dia terjatuh dari kapal pengangkut saat akan di kirim dari Dali ke desa ini. Setelah bermalam disini, Zidane lalu kembali ke Conde Petie. Para penduduk mengatakan bahwa jalan menuju Outer Continent harus melalui Santuary. Di Santuary Zidane bertemu dengan Eiko yang nyangkut di pohon ^^, sementara Kupo teman kesayangannya terbang berputar-putar tidak karuan.

Setelah menyelamatkannya, Eiko mengajak mereka untuk singgah dulu di Madain Sari. Sebagai rasa terima kasih Eiko lalu menyiapkan makan malam buat mereka semua. Malamnya ketika berduaan dengan Zidane di perahu Garnet teringat sesuatu tentang tempat ini. Setelah sedikit Flashback ke masa lalunya, Garnet dia pun jatuh pingsan. Eiko tahu bahwa Kuja sekarang berada di Lifa Tree. Besoknya Eiko memutuskan untuk ikut dengan Zidane ke Lifa Tree. Jalan masuk ke Lifa Tree ternyata dijaga oleh segel yang tidak kelihatan Eiko pun menggunakan kekuatannya untuk membuka segel tersebut. Zidane pun bertemu dengan Soulcage lalu dia mengatakan bahwa Black Mage bisa hidup itu karena kekuatan dari Kuja. Karena tidak bertemu dengan Kuja, Zidane pun kembali ke Madain Sari. Di Madain Sari Zidane melihat batu permata milik Eiko dicuri oleh Lani. Zidane mencoba mengejarnya sampai ke ruangan rahasia yang dindingnya penuh dengan gambar Eidolon. Setelah menanyakan tujuan Lani mencuri batu permata Eiko, Zidane lalu ditantang oleh Amarant.

Setelah menjelaskan pada Amarant apa tujuan sebenarnya dari ratu Brahne, dia pun sadar dan ikut bergabung dengan Zidane. Besoknya Zidane kembali lagi ke Lifa Tree. Di dasar tempat ini, Kuja berhasil ditemui Zidane. Sementara itu ratu Brahne dengan pasukan tempurnya menyerang Lifa Tree. Kuja tidak diam saja dan membalas serangannya dengan menyemburkan api pada kapal terbangnya. Garnet yang melihat ibunya akan diserang balik oleh Kuja lalu berusaha menghentikan usaha Kuja. Tapi terlambat kapal Red Rose terkena serangan Kuja lalu terjatuh dan ratu Brahne pun tewas.

Garnet pun naik tahta menggantikan ibunya yang mati dengan hati yang masih sedih. Garnet bertanya pada Steiner tentang kabar Zidane. Lalu datang Doctor Tot dan Beatrix yang memberikan batu permata Opal, Topaz dan Amethyst padanya Sementara itu Zidane hatinya kecewa karena tidak akan bisa lagi mengajak Garnet pergi kemanapun. Akhirnya karena tidak tahan lagi Zidane pun pergi juga menemui Garnet. Zidane mencoba mengajak Garnet untuk pergi lagi bersamanya. Beatrix dan Steiner pun mendukung ide Zidane tersebut. Garnet pun menukarkan batu permata miliknya dengan batu permata milik Eiko. Zidane lalu pergi ke Treno untuk senang-senang. Karena di Treno sedang diadakan kompetisi Zidane pun ikut ambil bagian, hingga sampai di final dia melawan Oglop (Cid). Eiko lalu memberitahu situasi di Alexandria dalam keadaan bahaya.

Kuja mensummon eidolon Bahamut yang terbang diatas istana Alexandria. Garnet lalu pergi ke menara atas istana untuk menghentikannya sendirian. Batu permata Eiko bereaksi dengan batu permata Garnet dan terciptalah Eidolon Alexander yang sayap putihnya melindungi istana Alexander dari semburan api Bahamut. Semua percikan api dari Bahamut menghancurkan sebagian istana dan kota Alexander sementara Kuja yang juga terkena oleh percikan api ini segera menyelamatkan diri. Sementara Zidane yang mengejar Garnet ke menara atas istana tidak sadarkan diri. Zidane tersadar di ruang istana Lindblum lalu disuruh Blank untuk menghadiri pertemuan dengan Cid.

Cid menyuruh Zidane untuk mencari ramuan agar dia kembali menjadi bentuk yang semula. Karena dengan bentuk yang seperti ini (Oglop) ratu Hilda malah menjauhinya. Cid bilang semua bahan ramuan itu ada di sekitar Lindblum. Setelah mendapatkan semua bahan ramuan dan mencampurkan semuanya, Cid pun meminumnya dan bukannya kembali ke bentuk semula dia malah berubah dari kodok (Frog). Zidane kembali ke tujuan utama yaitu membalas dendam pada Kuja. Dengan Prima Vista Zidane pergi ke desa Black Mage untuk mencari informasi tentang Kuja. Kepala desa memberitahu bahwa markas Kuja berada di bawah padang pasir. Setelah sampai dan bertemu dengan Kuja, teman-teman Zidane dan Cid malah disandra olehnya. Dia akan melepaskan semua temannya asal Zidane mau mengikuti perintahnya. Kuja menyuruh Zidane untuk mengambil Gulug Stone di kota kuno Oeivert.
Kuja mengatakan bahwa bila dalam 10 menit Zidane tidak kembali maka dia tidak bertanggung jawab atas keselamatan para tawanan. Cid yang mendengar kata tersebut lalu mencoba untuk menyelamatkan teman-teman Zidane. Setelah berhasil membawa benda tersebut Zidane kembali ke markas Kuja. Sementara itu para tawanan yang berhasil kabur bertemu lagi dengan Zidane di pintu keluar. Setelah berhasil merebut benda tersebut dari Zidane, Kuja pun pergi ke gunung Gulug dengan menyandra Eiko. Tujuannya untuk membangkitkan eidolon yang lebih kuat dari Alexander. Zidane yang melihat akal licik dari Kuja lalu mengejarnya dengan kapal Hilda Grade. Setelah sampai di dasar gunung ini Zidane melihat Thorn dan Zorn sedang mengadakan suatu ritual dengan Eiko sebagai korbannya. Tapi usaha mereka gagal karena Eiko masih di bawah 16 tahun. Setelah menghadapinya Zidane menemukan ratu Hilda di dalam ruangan. Hilda pun menceritakan bahwa dia diculik oleh Kuja ke sini dan bukan menjauhinya dari Cid. Cid bilang bahwa penawar untuk mengembalikannya adalah dicium oleh Hilda. Cid pun dicium olehnya dan berubah menjadi bentuk semula (manusia lagi). Cid pun kembali mengadakan pertemuan dengan Zidane. Hilda memberitahu bahwa Kuja berencana untuk membangkitkan Terra yang kekuatannya lebih besar lagi. Untuk menuju kesana Zidane harus melalui pulau Shimmering yang sekarang tersegel oleh 4 elemen. Zidane harus mengumpulkan cermin dengan 4 elemen yaitu air, api, angin dan tanah. Zidane lalu membagi 4 kelompok dengan beranggotakan 2 orang. Vivi dengan Steiner mengambil cermin elemen air, Amarant dengan Freya mengambil element angin, Garnet dengan Eiko mengambil cermin elemen api serta Zidane dengan Quina mengambil cermin elemen tanah.

Setelah mendapatkan semuanya mereka lalu pergi ke Shimmering Island. Zidane tiba di Terra dan melihat ada gadis misterius yang penampilannya hampir sama dengannya. Setelah mengikutinya Zidane tiba di Bran Bal, kampung halamannya. Garnet teringat akan Madain Sari yang mengalami kehancuran dulu lalu dia jatuh pingsan. Zidane disambut oleh gadis tadi yang mengaku saudaranya. Zidane melihat makhluk buatan di dalam tabung yang seperti dia. Gadis itu bilang bahwa Zidane adalah bangsa Genomes sama dengan para penduduk Bran Bal. Tapi ada perbedaannya antara Zidane dengan makhluk yang di dalam tabung. Zidane mempunyai jiwa sedangkan dia tidak. Dia menyuruh Zidane untuk pergi ke Pandemonium untuk mencari jawabannya. Di Pandemonium Zidane bertemu dengan Garland pimpinan di tempat ini.

Dia bercerita bahwa Kuja itu sebenarnya adalah saudaranya Zidane. Dia berasal dari Bran Ball sama dengan Zidane yang tentu saja mempunyai ekor tapi tidak kelihatan. Setelah mendengar cerita tersebut Zidane menjadi kehilangan semangat untuk hidup. Zidane menyalahkan dirinya sendiri karena kekuatannya sangat kecil yang tidak bisa menyelamatkan teman sebangsanya. Sementara itu semua teman-temannya mencoba untuk mendukungnya. Akhirnya hanya dengan dukungan

dari Garnet, semangat Zidane kembali lagi seperti semula dan siap untuk melawan Garland. Zidane lalu menemui Garland dan menantangnya lagi. Ketika Garland kalah oleh Zidane Kuja datang dan menantang Zidane. Kuja lalu berubah menjadi bentuk aslinya dan menghancurkan Terra. Zidane mengungsikan para Genomes ke desa Black Mage dengan menaiki kapal Invincible. Setelah semua Genomes selamat Zidane pergi ke Lifa Tree untuk menghancurkan Kuja. Di dasar Lifa Tree Zidane akan berhadapan dengan Kuja untuk yang terakhir kalinya.

Setelah kalah Kuja bercerita bahwa Garland yang menyebabkan bangsa Genomes menjadi punah. Tempat ini pun hancur dan Kuja pun mati oleh serangan Lifa Treenya. Ending ditutup dengan pertunjukan kabaret pimpinan Baku di Alexandria. Garnet lalu duduk di singgasananya dan masih memikirkan nasib Zidane. Vivi dan Eiko terlihat di bangku penonton dengan beberapa anak Black Mage-nya. Sementara Steiner dan Beatrix menjaga pintu gerbang di samping Garnet. Amarant dan Freya juga ada diantara para penonton. Sementara Quina sibuk di dapur untuk mencari makanan. Zidane lalu terlihat di antara para penonton. Garnet yang melihatnya lalu pergi untuk menjumpainya dan mereka saling berpelukan.

THE END

Cari

Labels

Article (1) Cover (1) Final Fantasy IX (5) GameStory (1) How To (2) Jimmy (3) Kita dan Dia (1) Legacy (22) Lyric (28) Movie Review (2) Music (1) Novel (25) Poetry (2) Story Fiction (30) Tips (8) Tutorial (2)